jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah nama besar sudah masuk dalam bursa pemilihan gubernur (pilgub) di Jakarta saat ini.
Mulai Anies Baswedan, Ridwan Kamil (RK), sampai Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Tri Rismaharini, dan Ahmad Sahroni.
BACA JUGA: Resmi, Gerindra Mengusung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024
Dari nama-nama tersebut, RK menjadi figur yang sudah mengantongi surat tugas dari partai politik.
Tidak hanya itu, belum lama Partai Gerindra memastikan bahwa mantan gubernur Jawa Barat itu akan mendapat surat rekomendasi untuk berkontestasi di Jakarta.
BACA JUGA: Hasil Survei, Elektabilitas Ridwan Kamil Paling Tinggi
Hal itu disampaikan secara langsung oleh Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Pernyataan senada disampaikan Ketua Umum (Ketum) Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan.
”Sudah sebulan yang lalu, kalau teman-teman buka jejak digital, saya menyampaikan kalau Jakarta Ridwan Kamil,” kata dia kepada awak media di Jakarta.
BACA JUGA: Ridwan Kamil Tinggal Pilih: jadi Calon Tunggal atau Bersaing dengan 2 Kawan
Baik Partai Gerindra maupun PAN, punya pertimbangan dan perhitungan masing-masing berkaitan dengan hal tersebut.
Namun, saat ditanya mengenai kepastian RK akan dicalonkan di Jakarta atau di Jawa Barat, Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menyampaikan bahwa sampai saat ini belum ada keputusan dari partainya.
”Menunggu keputusan partai dan tentu atas berbagai pertimbangan ketum kami dan Tim Pilkada DPP Partai Golkar,” ungkap dia.
Keputusan akhir akan diambil setelah dilakukan kajian secara mendalam. Selain itu, Partai Golkar juga akan melihat hasil survei.
”Sesuai dengan hasil survei tersebut dan juklak internal Partai Golkar tentang penunjukan atau penetapan calon kepala daerah, kita masih ada dua kali survei,” jelasnya.
Namun, yang pasti sejauh ini, tambah Ace, RK sudah menerima surat tugas untuk maju di Jawa Barat atau di Jakarta.
Atas dinamika tersebut, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyampaikan bahwa kondisi dan situasi saat ini memang masih dinamis.
Sebab, pilkada masih menyisakan waktu enam bulan. Karena itu, wajar bila saat ini elite partai politik masih mengodok nama-nama potensial yang bakal dicalonkan.
Namun, jika bicara data survei saat ini, hanya ada dua nama besar. ”Anies masih paling kuat, ditempel ketat RK,” kata dia.
Sedangkan nama-nama lainnya, meski muncul dalam survei, elektabilitasnya masih belum kompetitif untuk bersaing dengan Anies maupun RK.
”Kalau nama seperti Anies bisa maju, maka lawan yang sepadan cuma RK. Nama lain belum kompetitif,” ucap Adi.
Dia menambahkan ada kecenderungan bakal terjadi head to head antara partai politik di Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang potensial mengusung RK melawan partai di luar KIM yang kemungkinan mengusung Anies.
Selaras dengan Adi, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin menyampaikan bahwa sejauh ini elite partai politik masih berusaha saling intip sehingga belum muncul nama-nama yang pasti untuk bertarung di Jakarta.
Namun, pernyataan yang disampaikan oleh Partai Gerindra dia lihat sebagai win-win solution.
”Bahwa Jawa Barat ingin dimenangkan oleh KIM, Jakarta juga ingin dimenangkan KIM,” ungkap dia.
Menurut Ujang, win-win solution itu sudah bisa dilihat. Misalnya di Jawa Barat, Partai Gerindra terbuka mencalonkan Dedi Mulyadi yang sudah menjadi kader mereka.
Oleh karena itu, mereka mendorong RK agar maju di Jakarta. ”Jawa Barat bisa jadi Gerindra ingin ambil dengan Dedi Mulyadi dipasang calon gubernur dan Ridwan Kamil dari Golkar di Jakarta. Itu win-win solution agar KIM menang semua di dua daerah tersebut,” jelasnya. (flo/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Natalia