Bu Risma Bingung Namanya Masuk Bursa Capres 2024

Minggu, 18 April 2021 – 13:45 WIB
Menteri Sosial Tri Rismaharini. Foto: arsip JPNN.com/Ricardo

jpnn.com, SURABAYA - Mensos Tri Rismaharini tak banyak berkomentar mengenai elektabilitasnya dalam survei bursa capres 2024 yang dilakukan oleh Surabaya Survey Center (SSC) beberapa waktu lalu.

"Sing nyalonno iku yo sopo. Paling awakmu sing survei (yang mencalonkan itu siapa. Mungkin kami sendiri yang survei)," kata Tri Rismaharini, di Surabaya, Sabtu (17/4).

BACA JUGA: Bu Risma: Anak-anak, Lansia, Penyandang Disabilitas jadi Perhatian Kemensos

Risma mengaku tak memikirkan hal itu. Saat ini dia memilih fokus meninjau dan menangani daerah terdampak bencana.

"Iya aku konsentrasi, bingung terus, kondisi kejadian ini," kata mantan wali kota selama dua periode di  Surabaya itu.

BACA JUGA: Pengakuan Pak Kades Berbuat Dosa Sama Keponakan

Risma menuturkan sejumlah daerah saat ini masih banyak yang membutuhkan perhatiannya. Di antaranya masyarakat yang terdampak gempa di Jatim, NTT, dan pengungsi akibat konflik Papua.

"Enggak mikir yang lainnya. Konsentrasi itu berat, karena jangan sampai terlambat (mengirim bantuan,red). Ini juga (sedang,red) nyiapin," ujar dia.

SSC merilis hasil survei tiga nama pejabat yang menjadi favorit pilihan milenial untuk menjadi presiden. Mereka ialah Tri Rismaharini, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo.

“Di survei Top of Mind, Prabowo memuncaki hasil dengan capaian 8,9 persen. Kemudian disusul Risma 7,8 persen dan Ganjar 5 persen," ujar Direktur Riset SSC Edy Marzuki di Hotel Narita Surabaya, Senin (12/4).

Hasil survei tersebut menunjukkan elektabilitas Risma mendapatkan posisi pertama dengan 15 persen. Kemudian disusul Prabowo dan Ganjar yang masing-masing mengantongi 10,8 persen dan 9,9 persen.

Edy yang merupakan dosen di Universitas Yudharta Pasuruan itu menyebut potensi untuk tokoh-tokoh lain mendongkrak elektabilitasnya masih terbuka lebar. Karena, responden yang belum menyatakan pilihannya juga banyak.

Di survei top of mind, 67,6 persen responden memilih tidak tahu atau tidak menjawab. Untuk survei elektabilitas, 41,4 persen memilih tidak tahu dan tidak menjawab.

"Ini ceruk yang sangat potensial mengingat Pilpres masih di tahun 2024,” kata Edy. (mcr12/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Arry Saputra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler