Napi Kendalikan Perompakan Kapal Ikan

Selasa, 03 April 2012 – 08:58 WIB

BELAWAN- Mulyadi alias Adi Rebon, terpidana kasus perompakan di LP (Lembaga Permasyarakatan) Tanjung Gusta, Medan diduga kuat menjadi aktor intelektual, terkait aksi perompakan sejumlah kapal-kapal ikan nelayan yang terjadi di perairan Langkat-NAD (Naggroe Aceh Darussalam).

Gembong bajak laut yang telah divonis 8 tahun penjara ini disinyalir kuat mengandalikan anak buahnya dalam melakukan aksi perompakan disertai penyanderaan.

"Benar, dari hasil intelijen kita diduga perompakan di laut digerakan oleh satu orang napi dari balik penjara di LP Tanjung Gusta, Medan. Meski dia (Mulyadi-red) masih ditahan, tapi dia dapat mengendalikan anak buahnya untuk melakukan perompakan terhadap kapal-kapal penangkap ikan," kata, Kombes Pol Ario Gatut, Direktur Kepolisian Perairan Daerah Sumatera Utara (Dirpolairdasu) kepada sumut pos, Senin (2/4) pagi.

Ario menyebutkan, dalam mengendalikan para anggotanya untuk melakukan perompakan serta penyanderaan terhadap nakhoda kapal ikan, narapidana (napi) asal Aceh Tamiang ini kerap menghubungi anak buahnya melalui alat komunikasi telepon selular.

"Diduga dia juga sebagai dalang yang memerintahkan anak buahnya untuk mendatangi pengusaha kapal ikan lalu melakukan pemerasan. Kalau pengusaha tak bersedia memberikan sejumlah uang, mereka akan merompak dan menyandera kapal serta nakhodanya guna mendapatkan uang tebusan. Bahkan dalam beraksi mereka membawa senjata api," ucapnya.

Meski hasil penyelidikan polisi mengarah pada seorang napi di balik jeruji besi tahanan, namun perwira menangah Polri ini mengaku mengalami kendali dalam membongkar sindikat kelompok lanun-lanun (perompak) yang dinilai sudah sangat meresahkan nelayan tersebut.

"Sulitnya kita para perompak yang menyaru sebagai nelayan ini kenal sama kita (polisi), sedang petugas polisi kapal patroli tidak bisa mengenali para pelaku. Dan tidak akan melakukan perompakan apabila melihat kapal polisi berpatroli disekitar perairan tersebut," ungkapnya.

Ketika ditanya, apakah para pelaku perompak kapal ikan ini merupakan bekas kelompok GAM (Gerakan Aceh Merdeka), Ario mengatakan memang ada beberapa kelompok diantara para perompak disinyalir diketahui sebagai eks anggota GAM.

"Berdasarkan informasi kita peroleh, yang melakukan perompakan ada delapan kelompok diantaranya dari kelompok, Adi Rebon. Dan diantara kelompok perompak ini ada juga eks anggota GAM yang terlibat. Sebahagian dari mereka merupakan warga asal Aceh Tamiang," lanjut, Ario.

Kendati pihaknya mengalami kesulitan dalam membongkar kelompok-kelompok perompak kapal ikan, tapi pihak kepolisian terus berupaya melakukan pengamanan semaksimal mungkin. Diantaranya, dengan memerintahkan setiap Kepala Satuan Polisi Perairan (Ka.Sapolair) di daerah agar meningkatkan patroli disekitar titik rawan perairan.

"Perairan yang dinilai rawan perompakkan yakni perairan Kuala Belawan, Langkat dan perbatasan Aceh. Untuk itu patroli rutin ditingkatkan, disamping juga berkoordinasi dengan pihakTNI AL di Belawan. Dan selama tahun 2012, ada sembilan kasus yang kita tangani serta tiga orang tersangka yang ditangkap," jelasnya.

Sementara, untuk kasus penyanderaan, Dedi (25) nakhoda kapal ikan asal Gudang Arang, Belawan polair masih melacak keberadaan korban."Kita masih melakukan pelacakan, kendalanya pada saat pelaku melakukan komunikasi untuk minta uang tebusan, mereka selalu berganti nomor handpone. Karena biasanya mereka gunakan nomor handpone hanya satu kali untuk menghubungi pemilik kapal, terus nomor yang digunakan tidak aktif lagi," ujar, Ario.

Terpisah, kekhawatiran keluarga, Dedi korban penyanderaan perompak saat ini mulai sedikit terjawab. Pasalnya, pihak pengelola kapal memberikan kabar kalau korban kondisi masih dalam keada baik-baik."Tadi malam anak pemilik kapal mengabarkan baru saja berkomunikasi dengan, Dedi dan pelaku yang menyanderanya. Katanya dia dalam keadaan baik-baik saja," sebut salah seorang anggota keluarga korban.

Dalam komunikasi via selular yang berlangsung hanya beberapa menit tersebut, pengusaha pengelola kapal sempat bernegosiasi dengan para perompak. Dan dari nilai Rp50 juta uang tebus yang diminta pelaku, pengelola kapal minta keringanan hingga Rp15 juta."Kabarnya penawaran negosiasi itu disetujui pelaku, jadi kami keluarga hanya mempercayakan sama toke kapal. Semoga tak ada kendala dan dia (Dedi) bisa kembali dengan selamat," beber pria yang minta namanya untuk tidak dikorankan.

Seperti diberitakan, Dedi korban penyanderaan para perompak bersenjata api laras panjang itu sebelumnya kapal ikan yang dinakhodainya dibajak perompak disekitar perairan perbatasan Langkat-NAD pada Jumat (30/3) malam. Ketika itu korban yang sedang melakukan aktivitas penangkapan ikan di datangi kapal ikan yang ditumpangi lima orang pelaku menyaru nelayan.

Dalam melakukan aksi kejahatannya, para pria bersenjata ini tak hanya merampas kapal ikan, namun ikut menyandera, Dedi yang diketahui baru dua trip dipercaya sebagai nakhoda di kapal ikan milik ketua Front Pembela Islam (FPI) berinisial, M tersebut.(mag-17)
 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tabrak Tronton, Guru SD Tewas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler