jpnn.com, JAKARTA - Partai NasDem berupaya mendorong perbaikan pendidikan dengan berbagai regulasi dan program yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Salah satu yang ditarget adalah memperbaiki kualitas pengajar atau guru agar disparitas pendidikan di desa dan kota tidak jauh.
BACA JUGA: NasDem Tempatkan Kaum Perempuan di Posisi Spesial
Ketua DPP Partai Nasdem Bidang Pendidikan Nining Indra Saleh mengatakan, dengan pendidikan yang berkualitas, Indonesia menjadi negara maju dan bisa bersaing dengan negara lain. Bahkan, dengan pendidikan, potensi korupsi bisa diminimalisasi.
"Guru-guru dipersiapkan bagaimana mengimplementasikan kurikulum yang suah dirumuskan," kata dia dalam keterangan yang diterima.
BACA JUGA: 70 Persen Caleg dan Kader NasDem Diisi Anak Muda
Setelah kualitas guru sudah memadai, NasDem konsentrasi bagaimana memperbaiki infrastruktur pendidikan dan fasilitas penunjang sekolah.
Fasilitas sekolah seperti perpustakaan, laboratorium dan lainnya harus menjadi perhatian khusus dalam membangun pendidikan.
BACA JUGA: Tak Semua Partai Berinisiatif Munculkan Calon - Calon Pemimpin Berkualitas
Dalam hal ini, NasDem bekerja sama dengan pemerintah daerah dan para anggota legislatif di masing-masing daerah.
Kalau fasilitas sekolah bagus, tidak perlu lagi ada murid untuk mendapatkan pendidikan berkualitas harus hijrah ke kota.
Program berikutnya beasiswa untuk rakyat tidak mampu. Kata Nining, Program Indonesia Pintar (PIP) yang ada saat ini sudah baik, tapi perlu dikembangan dan ditingkatkan lagi.
"Program ini sangat membantu untuk membayar SPP, membayar baju, buku," katanya.
Tak hanya beasiswa di dalam negeri, NasDem juga mendorong agar beasiswa kuliah di luar negeri ditingkatkan, karena minat mahasiswa Indonesia untuk kuliah di luar negeri cukup besar.
Di kesempatan berbeda, politikus Partai NasDem Muhammad Farhan mengatakan ketimpangan kualitas pendidikan di kota dan daerah memang sebuah masalah besar.
Oleh karena itu, Farhan akan mendorong akses terhadap fasilitas pendidikan dan kualitas pendidikan yang merata.
Caleg NasDem Dapil Jawa Barat I itu mengakui dari angka statistik jumlah lulusan pendidikan guru banyak mulai dari D1, D2, D3 sampai S1.
Tetapi untuk lulusan dokter, terkonsentrasi hanya di Pulau Jawa. Bahkan di Jawa tidak merata, hanya di kota-kota besar.
"Misalnya Kota Bandung mengalami surplus guru honorer sementara ada beberapa di daerah lain seperti Lebak, Pandeglang, daerah terpencil jumlah guru sangat minim, kan aneh," katanya.
Kuncinya, kata dia, memang permasalahan pemerataan, baik fasilitas maupun akses pendidikan serta kualitas. Kalau untuk guru, dia menilai sudah bagus.
"Nah, sekarang apa yang bisa kami lakukan kayanya mesti mikirin tentang insentif untuk para tenaga pengajar, insentif untuk fasilitas pendidikan dan lain-lain. Karena semua orang kalau ditanya apa sih yang paling penting? Pendidikan. Terus apa lagi yang paling penting? Kesehatan," katanya.
Presenter kondang itu juga menyayangkan hanya sedikit orang yang mau mengurus dan menjaga fasilitas serta kualitas pendidikan.
"Lagi-lagi, yang mendapatkan fasilitas pendidikan dan kesehatan yang paling bagus, ya hanya kelompok masyarakat yang berpenghasilan tinggi. Itu masalah," ucapnya.
Dia pun mempunyai program menyosialisasikan wajib belajar sembilan tahun dan kombinasi dengan biaya operasional sekolah.
Ditambah dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP) harus menjadi bisa jadi senjata ampuh untuk melakukan pemertaan akses dan fasilitas pendidikan dasar dari kelas satu sampai lulus SMP. (tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cegah Korupsi, NasDem Tak Potong Gaji Kader Di Parlemen
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga