NasDem Dinilai Kulit Baru Isi Lama

Sabtu, 09 Februari 2013 – 21:24 WIB
JAKARTA - Pengamat politik Burhanudin Muhtadi mengatakan di tengah sikap skeptis masyarakat terhadap partai politik, kehadiran parpol baru dalam pemilu 2014 bisa membawa angin segar untuk menghapus ketidakpercayaan publik terhadap sembilan parpol yang ada di Senayan saat ini.

"Saat ini rakyat semakin tidak percaya dengan partai politik yang ada pasca kasus-kasus korupsi yang menjerat parpol. Harapan itu ada di partai baru, tapi partai baru yang bagaimana dulu," kata Burhanuddin kepada wartawan, di Jakarta, Sabtu (9/2).

Partai baru itu, lanjut Burhan, adalah partai yang benar-benar membawa gagasan segar dan berbeda dari parpol sebelumnya, serta bisa menghadapi atau menangani persoalan yang ada.

"Masalahnya di 2014, hanya Partai Nasional Demokrat (NasDem) sebagai partai baru yang diharapkan. Tapi terbukti tidak bisa mengatasi persoalan. Belum apa-apa, di diinternal saja ada permasalahan. Selain itu, semua tahu kalau NasDem itu kulitnya saja baru, tapi isinya adalah muka-muka lama," ungkapnya.

Harapan kembali muncul ketika Bawaslu meloloskan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Tapi, lagi-lagi kata Burhan, ini masih terkendala di KPU. "Sekarang bola itu ada di KPU," tuturnya.

Disinggung apakah PKPI bisa menjadi harapan untuk publik, Burhan mengatakan, tergantung dari PKPI sendiri yang menentukan.

"Partai ini sebenarnya sudah lama dibentuk oleh Edi Sudrajat dan sekarang dipimpin Sutiyoso. PKPI harus mampu membuktikan jika mereka membawa ide dan gagasan berbeda yang mampu mengatasi persoalan bangsa ini, khususnya dari persoalan korupsi," imbuhnya.

Terpisah, Ketua Umum PKPI Sutiyoso mengaku, dirinya telah memiliki konsep jika diberikan kepercayaan untuk ikut pemilu, salah satunya mengatasi persoalan korupsi.

"Korupsi yang terjadi karena politik kita saat ini hanya memiliki kepentingan bagaimana berkuasa dan selanjutnya memanfaatkan kekuasaan itu untuk kepentingan dan kekayaan pribadi maupun golongan, bukan dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat. Padahal mereka itu dipilih oleh rakyat dan sewajarnya memikirkan rakyatnya setelah berkuasa," kata Sutiyoso. (fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harusnya Ibas Ikut Disalahkan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler