Kongres Partai NasDem digelar sebagai hasil pertemuan antara Ketua Majelis Nasional Partai NasDem, Surya Paloh, Ketua Umum NasDem Patrice Rio Capella dan Ketua DPW Partai NasDem se-Indonesia pada Rabu (5/12) lalu. Sejumlah nama pun sudah beredar bakal menjadi Ketum NasDem seperti Surya Paloh, Patrice Rio Capella, Hary Tanoesudibjo yang saat ini menjadi Ketua Dewan Pakar, serta mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto.
Lantas siapa yang dianggap pas memimpin NasDem? Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Toto I. Fattah saat dihubungi, Sabtu (8/12) mengupas satu per satu kandidat Ketua Umum NasDem yang mulai muncul. Menurutnya, sejauh ini Surya Paloh memang menjadi tokoh di NasDem yang sudah teruji juga menjadi ikon partai. Bahkan sosok Surya mampu membuat kemunculan Partai NasDem cukup fenomenal.
Namun menurutnya, Surya tak harus turun langsung menjadi ketum. Sebab Surya yang selama ini punya pengaruh besar dan sudah menjadi ikon partai, justru akan turun kelas jika menjadi ketum. "Ikon partai tidak selalu harus jadi ketua umum. Cukup bagi Surya mengambil posisi sebagai king maker seperti Pak Harto di Golkar dulu dan SBY di Demokrat," kata Toto.
Bagaimana dengan Hary Tanoesudibjo yang juga maskin dikenal karena gencar menjadi bintang iklan NasDem? Toto menilai iklan makin dikenalnya Hary Tanoesudibjo oleh publik belum tentu mampu meningkatkan elektabilitas NasDem. "Kalau (Hary) mau jadi ikon, tantangannya harus bisa menjadikan nyaman semua kalangan," ulasnya.
Sebaliknya, Toto justru menganggap Patrice Rio Capella yang belum dikenal luas oleh publik justru sudah mampu membuktikan kinerjanya selama memimpin NasDem selama ini. Sebab di bawah Rio pula NasDem bis amelweati proses verifikasi sebagai kontestan Pemilu 2014 di KPU.
Bahkan mengutip hasil survei terakhir LSI, elektabilitas Nasdem melonjak signifikan. "Mesin partai Nasdem sejauh ini lebih siap, solid dan maju ketimbang Golkar," ulasnya.
Toto juga memberi penilaian tentang figur Endriartono Sutarto. "Sosok Endriartono lebih pas, cukup kapable, mantan Panglima, berpengalaman, dan bisa menggerakkan mesin partai untuk kebesaran partai," sebutnya.
Namun pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego, meragukan kemampuan Endriartono jika kelak terpilih memimpin NasDem. Indria menegaskan, ada perbedaan yang tak bisa dihindari antara memimpin militer dengan partai politik.
"Jangan karena mantan Panglima (TNI) terus dijadikan pertimbangan. Track record dia memimpin massa itu tidak ada juga. Orang-orang militer terbiasa dengan garis komando yang jelas dan berpikir hierarkis. Sementara sebagai partai baru yang ingin tumbuh besar lagi, Partai Nasdem perlu orang yang terbuka," imbuh dia.
Indria juga menyodorkan analisisnya tentang sosok Surya dan Hary Tanoesudibdjo. "Sejauh ini, selain Paloh, yang dikenal publik Hary Tanoe. Tapi, saya ragu kalau Hary jadi ketua. Track record dia dalam memimpin massa dan pengalaman politik masih kurang," bebernya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anas Belum Jelas, Ruhut Belum Puas
Redaktur : Tim Redaksi