Nasida Ria Terus Sebar Pesan dan Nasihat dengan Keriaan

Minggu, 25 Desember 2016 – 09:09 WIB
Nasida Ria saat tampil di Gudang Sarinah, Pancoran, Jakarta Selatan, Sabtu (24/12) malam. Foto: Ayatollah Antoni/JPNN.Com

jpnn.com - ISTILAH never too old to rock and roll ternyata tidak hanya berlaku bagi para rockers. Spirit itu pula yang seolah melekat pada Nasida Ria, sebuah grup kasidah yang sudah lebih dari empat dekade malang-melintang di jagat musik tanah air.

Nasida Ria bahkan masih mampu tampil menggigit di atas panggung. Buktinya adalah penampilan grup kasidah asal Semarang itu di Gudang Sarinah, Pancoran, Jakarta Selatan, Sabtu (24/12) malam.

BACA JUGA: Nasida Ria Ajak Kaum Muda Synchronize Fest 2018 Berkasidah

Pada malam Natal, grup dengan sebelas personel itu masih konsisten menebar nasihat dan pesan melalui kasidah. Meski hanya menyisakan dua personel asli, namun grup yang berdiri pada 1975 itu terus berupaya sebisa mungkin untuk exist.

Naik panggung sekitar pukul 20.00, Nasida Ria langsung melantunkan Selawat Badar di depan ratusan penonton. Kombinasi tiga biola, tiupan seruling, suara keyboard, gitar serta pukulan icik-icik yang ditingkahi pukulan gendang membuat penonton dari lintas generasi dan beragam penyuka jenis musik ikut bergoyang.

BACA JUGA: Ketika NDX AKA dan Nasida Ria Taklukkan Anak Gaul Ibu Kota

Para personel Nasida Ria tidak hanya bermain musik. Semua pun bisa bernyanyi, sehingga dalam beberapa lagi ada pergantian vokalis.

Di deretan depan panggung ada sekumpulan ibu-ibu berhijab penggemar fanatik Nasida Ria yang berbaur dengan anak-anak muda masa kini yang sebagian berambung gondrong dan bahkan bertato. Namun, mereka hafal lirik demi lirik Nasida Ria.

Selesai dengan Selawat Badar, Nasida Ria melanjutkannya dengan Nabi Muhammad Mataharinya Dunia. Para penonton di bagian depan ternyata hafal dengan lirik lagu itu.

Penonton semakin semangat ketika Nasida Ria menyuguhkan Jilbab Putih sebagai lagu ketiga. Hajah Nurhayati menjadi vokalis utama untuk lagu yang sangat kondang itu. "Tangan boleh ke atas semua,” ucap Nurhayati dari atas panggung.

Karena masih terasa suasana Maulid Nabi, Nasida Ria kembali menyuguhkan lagu tentang Muhammad. Lagu Menjelang Kelahiran Nabi pun mengalun.

Nasida Ria pun menyelipkan pesan-pesannya sebelum membawakan lagu-lagu selanjutnya. “Pacaran boleh, tapi ingat!” kata Hajah Rien Djamain, vokalis yang juga pemegang bas Nasida Ria. Lagu berjudul Nasihat Pergaulan pun dinyanyikan.

Selanjutnya ada lagu Khitanan. Nasida Ria menyampaikan pesan tentang mengikuti sunah nabi.

Jika liriknya hanya terdengar sepenggal saja, seolah terdengar sebagai ajakan berperang. Padahal isinya nasihat kakak kepada adinya yang santri untuk berkhitan.

…Teteskan darahmu, sebagai saksi
demi sunnah rasul yang harus ditaati…

Penonton pun semakin antusias. Bahkan ada seorang pengemudi ojek online yang naik ke panggung untuk berjoget hingga pertunjukan usai.

Beberapa penonton juga mulai menyawer sembari meminta lagu. Dunia Dalam Berita, sebuah lagu milik Nasida Ria yang terinsiprasi dari acara dengan nama yang sama di TVRI pun membuat penonton ikut bernyanyi.

Setelah itu ada Teman Sejati yang disambung dengan Perdamaian. Dan semua penonton di depan panggung pun hafal lirik demi lirik lagu yang juga pernah dinyanyikan GIGI itu.

Pesan Nasida Ria soal damai tidak hanya ada di lagu Perdamaian. Ada pula lagu Bom Nuklir yang juga dibawakan setelah Perdamaian. Seorang penonton berambut gondrong bernama Leo  naik ke panggung dan menyanyi dengan iringan musik langsung oleh grup kasidah legendaris itu.

Antusiasme penonton membuat Nasida ria juga betah di panggung. Dari jadwal semula tampil 50 menit, akhirnya berlanjut hingga hampir 1,5 jam.

Kota Santri yang sangat kondang pun masuk dalam set lits. Rien Djamain dan rekan-rekannya menutup aksi mereka dengan lagu dari Rhoma Irama berjudul Insya Allah.

Beraksi di depan penonton yang sebagian besar anak muda memang membuat Nasida Ria begitu semangat. “Alhamdulillah, penonton senang suka. Apalagi acara anak muda, berarti dari sejak bayi sudah bisa menerima lagu kita,” kata Rin Djamain saat ditemui di belakang panggung.

Kini memang tinggal ada dua personel asli Nasida Ria. Yakni Rin dan dan Muthoharoh sang peniup seruling.

Usia Rin dan Muthoharoh pun sudah di atas setengah abad. Lainnya tentu berumur di bawah mereka. “Ada yang paling muda 20 tahun,” katanya.

Kebahagiaan memang terpancar di wajah Rin dan rekan-rekannya. Terlebih, sebelum manggung di Gudang Sarinah, mereka sempat mengalami kecelakaan.

Nasida Ria berangkat dari Semarang ke Jakarta melalui jalur darat. Di Tol Cikopo, salah satu mobil rombongannya mengalami kecelakaan.

“Ada mobil kami di depan menabrak truk. Tapi alhamdulillah kami baik-baik saja dan bisa membuat banyak orang malam ini senang. Luar biasa,” kata Rin sambil sesekali melayani penggemar yang meminta berfoto bareng.

Konsistensi Nasida Ria berdakwah lewat musik pun membuat mereka padat dengan jadwal manggung. Pekan ini saja tak kurang dari lima kali show.

“Sebelumnya kami di Temanggung. Besok malam (hari ini, red) kami di Pondok Cabe,” sambung Rin.

Soal rencana selanjutnya, Rin mengaku masih ingin terus manggung. "Ibadah, dakwah lewat seni. Kami pernah tampil di Jerman mewakili Indonesia,” ujarnya.(ded/jpg/ara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler