NATO Gelar Latihan Perang Nuklir Pekan Depan, Persiapan Perang Dunia III?

Sabtu, 15 Oktober 2022 – 18:12 WIB
Ledakan nuklir. Ilustrasi/foto: YouTube

jpnn.com, BRUSSELS - NATO mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya akan meluncurkan latihan nuklir tahunan "Steadfast Noon" pada hari Senin (17/10), dengan hingga 60 pesawat akan mengambil bagian dalam penerbangan simulasi penggunaan bom nuklir AS di medan tempur Eropa.

Latihan nuklir - yang tidak melibatkan bom asli - berlangsung di tengah ketegangan yang meningkat setelah Rusia berulang kali mengancam serangan nuklir di Ukraina menyusul kemunduran besar militer di medan perang di sana.

BACA JUGA: Rusia Dipermalukan di Lyman, Kadyrov Minta Putin Gunakan Nuklir

"Steadfast Noon" kemungkinan bertepatan dengan latihan nuklir tahunan Moskow sendiri, yang dijuluki "Grom", yang biasanya dilakukan pada akhir Oktober dan di mana Rusia menguji pembom, kapal selam, dan rudal berkemampuan nuklirnya.

NATO mengatakan latihan Barat tidak didorong oleh ketegangan terbaru dengan Rusia.

BACA JUGA: Berpidato di Amerika, Menlu Retno Kecam Negara-Negara Nuklir, Kalimatnya Menohok!

"Latihan tersebut, yang berlangsung hingga 30 Oktober, adalah kegiatan pelatihan rutin yang berulang dan tidak terkait dengan peristiwa dunia saat ini," aliansi tersebut menyatakan di halaman webnya, menambahkan bahwa tidak ada senjata langsung yang akan digunakan.

"Latihan ini membantu memastikan bahwa penangkal nuklir aliansi tetap aman, terjamin dan efektif," kata juru bicara NATO Oana Lungescu.

BACA JUGA: China Kumpulkan 90 Pakar Nuklir di Beijing, Apa Rencana Mereka?

Belgia menjadi tuan rumah latihan yang akan melibatkan 14 negara dan hingga 60 pesawat, termasuk jet tempur paling canggih di pasar dan pembom jarak jauh B-52 AS yang akan terbang dari Pangkalan Udara Minot di Dakota Utara, kata pernyataan itu.

Pada hari Selasa, kepala NATO Jens Stoltenberg menjelaskan bahwa aliansi akan melanjutkan latihannya meskipun situasi internasional tegang.

Membatalkan latihan karena perang di Ukraina akan mengirimkan "sinyal yang sangat salah", katanya kepada wartawan, dengan alasan bahwa kekuatan militer NATO adalah cara terbaik untuk mencegah eskalasi ketegangan lebih lanjut. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler