jpnn.com, JAKARTA - Perhelatan KTT G20 sudah tinggal menghitung hari saja, yakni 15-16 November 2022.
Pasca-ditunjuk sebagai Presidensi Group of Twenty (G20) pada 31 Oktober 2021 di Roma Italia, Indonesia tancap gas melakukan langkah-langkah persiapan.
BACA JUGA: Inflasi Tahunan Naik 4,94 Persen, tetapi Coba Bandingkan dengan Negara G20
Bertindak sebagai tuan rumah sangat dimanfaatkan oleh Indonesia menjamu para tamu dengan sebaik-baiknya.
Gayung bersambut, Koordinator Nawasena Wulandari Sawitri Candra Wila menjelaskan momen besar ini harus menjadikan Indonesia sebagai barometer rujukan dunia dalam pelaksanaan KTT G20 dengan mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger”.
BACA JUGA: Smartfren Siapkan Andromax G2 Limited Edition
Untuk itu, Nawasena sebuah komunitas yang konsen dalam budaya nusantara akan menggelar Lomba Menghias Tumpeng Nusantara dan Doa Lintas Agama di beberapa kabupatan dan kota.
Embrio pergerakan tumpeng nusantara kali ini diawali dari bumi majapahit di Kabupaten Mojokerto tepatnya Candi Brahu pada 11 Agustus 2022 mendatang.
BACA JUGA: Sekjen Kementan: 3 Isu Prioritas Pertanian Diapresasi Semua Anggota G20
“Tumpeng adalah budaya asli Nusantara, kearifan lokal dalam memaknai sebuah tumpengpun beda-beda. Dan, untuk itulah, pergelaran ini diharapkan bisa menjadi pintu gerbang aset budaya nusantara dikenal dunia," ungkap inisiator tumpeng nusantara sekaligus aktivis perempuan tersebut.
Wulan mengatakan makna tumpeng bagi bangsa Indonesia sangatlah kuat. Budaya leluhur tersebut selalu ada tatkala akan melaksanakan hajatan (acara, red).
Khusus KTT G20, imbuhnya, merupakan peristiwa bersejarah bagi Indonesia. Terlebih, dalam kurun waktu dua tahun lebih Indonesia telah berhasil meredam dampak Covid-19 di semua sektor terutama ekonomi.
"Ini peristiwa besar (KTT G20), kita semua harus gotong royong dalam mensukseskannya. Kami tidak sendiri, pemerintah melalui Kemenkominfo dan Kemendikbud juga saling menguatkan," kata dia.
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Restu Gunawan menjelaskan pihaknya mendukung kegiatan yang dilakukan oleh komunitas dan para pelaku budaya dalam upaya memperkuat ekosistem pemajuan kebudayaan.
“Memajukan kebudayaan harus dilakukan secara gotong royong dengan berbagai pihak. Kali ini kami bersama komunitas Nawasena dengan menggelar festival tumpeng yang menjadi simbol kerukunan, kekuatan dan keselamatan dan bertempat di situs-situs cagar budaya, merupakan upaya bersama dalam memperkuat pemajuan kebudayaan,” katanya.
Restu menjelaskan Tumpeng Nusantara jelang KTT G20 ini bisa mendorong pemanfaatan cagar budaya dan objek pemajuan kebudayaan untuk meningkatkan rasa bangga dan cinta tanah air dan juga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sementara, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika Dr. Usman Kansong mengaku banyak pihak harus bergandengan dalam menyukseskan KTT G20.
Kepentingan suksesi acara akbar tersebut tidak hanya pemerintah saja, kata Usman, hiruk pikuk persiapan KTT G20 harus menggema sampai pelosok negeri secara masif hingga ke akar rumput.
"Kami sangat mendukung jika banyak elemen masyarakat yang ikut terlibat dalam KTT G20. Tumpeng Nusantara diharapkan bisa menjadi doa anak bangsa dalam konferensi yang akan dihadiri oleh Kepala Negara dari anggota KTT," tegas sosok mantan wartawan tersebut.
Pelaksanaan Lomba Menghias Tumpeng Nusantara dan Doa Lintas Agama untuk KTT G20 akan digelar di sejumlah Kabupaten dan Kota di Indonesia.
Untuk membuat semarak, Nawasena juga akan mengajak siswa, pemuda dan kaum millenial di masing-masing daerah ikut terlibat baik panitia maupun kepesertaan.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari