NBA Cares Kunjungi Sekolah Nyaris Roboh

Minggu, 13 Juni 2010 – 00:37 WIB
NYANYI - Personil Denver Nuggets Dancers menghibur anak-anak pelajar di SDN Wonorejo V, di kegiatan NBA Cares yang menjadi rangkaian NBA Madness presented by Jawa Pos, Sabtu (12/6). Foto: Dita Putri/Jawa Pos.
SURABAYA - NBA Madness presented by Jawa Pos boleh mengusung label even entertainment dengan nuansa basketball lifestyleNamun, even yang kemarin (12/6) memasuki hari ketiga penyelenggaraan di atrium Tunjungan Plaza (TP) 3 itu tak hanya bernuansa hura-hura

BACA JUGA: Tandukan Tiga Poin Sang Kapten

Para personel Denver Nuggets Dancers yang menjadi bintang tamu pekan pertama even tersebut juga menunjukkan kepedulian kepada sesama lewat acara NBA Cares.

Kemarin Kali, Nikki, Katie, Devyn, Nicole, dan Chelsea mengunjungi SDN Wonorejo V di kawasan Jalan Kedungdoro
Mereka ditemani sang manajer, Amy Jo Wagner, Events and Attractions Group Director NBA Asia Ritchie Lai, Direktur Jawa Pos Azrul Ananda, serta beberapa staf NBA Asia dan DBL Indonesia.

Begitu tiba di gerbang sekolah itu, gadis-gadis cantik tersebut langsung mendapatkan sambutan meriah

BACA JUGA: Tebar Ancaman, Korsel Tekuk Yunani 2-0

Hampir seluruh pelajar SDN Wonorejo V, yang jumlahnya sekitar 219 anak, tumpah ruah di lapangan sekolah yang luasnya tak sampai 20x20 meter persegi
Mereka mengalungkan rangkaian bunga melati kepada Nicole, Katie, Chelsea, Kali, Nikki, dan Devyn.

Sebagian murid mengenakan topi dari kertas yang ditempeli foto-foto para dancer yang diambil dari pamflet

BACA JUGA: Bawah Mistar jadi Taruhan

Enam siswa juga membawa papan, yang masing-masing ditempeli foto para dancer dalam ukuran besarPara siswa menyambut mereka dengan nyanyian Welcome Denver Nuggets yang diiringi angklungNada lagu itu mengadopsi nada lagu Ambilkan Bulan BuHanya, liriknya diganti.

Untuk enam penari tersebut, disediakan kursi sederhana di depan ruang guruBegitu mereka duduk, tujuh siswi SDN Wonorejo V menyuguhkan tarian santren tananSetelah itu, para penari cilik tersebut menghampiri para dancer dan menyerahkan kenang-kenangan berupa celemek yang mereka buat sendiriTiap-tiap celemek itu sudah diberi sulaman nama para dancer"So sweetBagus sekali," komentar Chelsea.

Setelah menyaksikan tarian, para dancer itu diajak memasuki ruang kelas II SDN Wonorejo VDi sana mereka disambut 29 murid kelas II"Hello," sapa para siswa tersebut sambil melambai-lambaikan tangan kepada para dancer"Cantik-cantik, ya," celetuk Oksa Satrio, salah seorang siswa, sambil berkacak pinggang dengan genitCeletukan itu tentu saja membuat semua yang hadir tertawa terbahak-bahak.

Para penari tersebut kemudian satu per satu memperkenalkan diri kepada para siswaKetika itulah kelucuan kembali terjadiPara siswa mengira sang guru, Istiana, meminta mereka meniru ucapan para dancerKarena itu, setiap kali salah seorang dancer menyebutkan nama, dengan kompak dan bersemangat mereka menirukan ucapan sang dancer.

Misalnya, ketika Kali berucap, "Hai, I'm Kali," dengan spontan mereka menirukan ucapan tersebut"Hai, I'm Kali," kata mereka kencang-kencangDemikian seterusnya hingga enam penari selesai memperkenalkan diriHal tersebut tentu saja membuat gelak tawa kembali membahana.

Melihat ulah para siswa itu, sang kepala sekolah yang kebetulan punya dasar sebagai guru Bahasa Inggris, Subandi SPd, berusaha membenarkan"Maksud mereka itu memperkenalkan diriJangan ditirukan," tutur SubandiMendengar penjelasan sang kepala sekolah, anak-anak tersebut tersipu malu.

Setelah tawa di ruang tersebut agak reda, para dancer menyatakan bahwa hari itu mereka datang untuk mengajarkan sebuah nyanyian kepada para pelajar SDN Wonorejo VJudul lagu itu adalah Itsy Bitsy Spider, berkisah tentang petualangan seekor laba-laba yang memanjat talang saat turun hujan.

Itu adalah lagu anak-anak yang populer di Inggris dan negara-negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hariTermasuk, Amerika Serikat, negara asal Denver Nuggets DancersCara menyanyikannya diikuti gerakan tangan dan mimik untuk menggambarkan lirik yang dinyanyikan.

"The itsy bitsy spider climbed up the water spoutDown came the rain and wash the spider outOut came the sun and dried up the rainAnd the itsy bitsy spider climbed up the spout again," demikian nyanyian para dancer ketika mengajari para siswa kelas II.

Kala mengajarkan nyanyian itu, para dancer juga memberikan contoh gerakan yang menggambarkan isi lirik dengan tangan merekaMisalnya, gerakan laba-laba merayap, hujan turun, serta matahari bersinarPelajaran itu dengan cepat ditangkap para siswaMereka langsung bisa menirukan apa yang diajarkan oleh para dancer"GreatHebat sekali," kata Nicole sambil bertepuk tangan dan tertawa.

Sesudah mengajarkan nyanyian, para dancer itu berfoto bersama para pelajarMereka juga menyerahkan kenang-kenangan dari NBA dan Honda kepada sang kepala sekolah, SubandiMereka juga memberikan white board yang disiapkan oleh PT MPM Motor Honda, salah satu partner NBA Madness.

Kunjungan dan segala yang diberikan oleh NBA Cares tentu saja membuat sekolah tersebut merasa sangat bangga"Saya sangat senangSuatu kebanggaan bagi kami dikunjungi para dancer dari NBA," terang dia.

Atas kunjungan itu, Subandi merasa sekolahnya diperhatikan oleh orang-orang dari luar negeriTerlebih, sekolah yang dipimpinnya sejak Januari 2010 tersebut tidak termasuk sekolah dengan kondisi bangunan yang bagusKuda-kuda atap kelas III dan V sekolah itu hampir roboh sehingga harus disangga dengan bambu.

Ruang itu awalnya juga ingin ditunjukkan kepada para dancerAkan tetapi, karena takut membahayakan keselamatan mereka jika ada eternit yang jatuh, rencana tersebut dibatalkan"Tapi, saya harap, setelah ini perhatian pemerintah sedikit tertuju ke siniSemoga bangunan sekolah kami bisa segera diperbaiki," ucap Subandi.

Kunjungan para dancer itu tentu saja sangat berkesan bagi pelajar SDN Wonorejo V"Senang, bisa ketemu langsungOrangnya cantik, baik, dan ramahSaya pengin bisa seperti mereka," kata Eva Febiana Dani, siswa kelas IV SDN Wonorejo V.

Bagi para dancer, kunjungan tersebut juga sangat berkesan"Itu memori yang tidak akan pernah hilang sampai kapan pun," ujar NikkiHal tersebut dibenarkan oleh Devyn"Anak-anak di sekolah itu sangat luar biasaMereka belajar dengan cepat apa yang kami ajarkan," terang dancer yang saat ini masih berstatus mahasiswi tersebut.

Setelah NBA Cares, para dancer kembali ke venue NBA Madness di atrium TP 3Mereka tampil untuk menghibur penonton dan menjadi juri di babak Top Ten Flexi Dance CompetitionMerekalah yang menentukan lima tim yang melaju ke final kompetisi tersebut hari ini.

Sorenya, Denver Nuggets Dancers berkunjung ke ruang redaksi Jawa Pos di Graha Pena lantai 4, SurabayaDi sana mereka menandatangani poster bergambar pose mereka saat di berada Monumen Tugu Pahlawan serta halaman depan Jawa Pos.

"Jawa Pos memiliki lebih dari seratus anak perusahaan yang tersebar di seluruh IndonesiaKetika berita Anda dimuat di Jawa Pos, otomatis itu akan tersebar ke seluruh Indonesia pula," jelas AzrulPada dancer bangga mendengar penjelasan itu"Wow!" ucap mereka.

Hari keempat NBA Madness presented by Jawa Pos hari ini bakal menjadi salah satu yang terhebohSebab, hari ini dilombakan final Flexi Dance CompetitionBagi yang belum menyaksikan aksi Denver Nuggets Dancers, hari ini adalah kesempatan terakhir.

Karena penampilan terakhir, tentu saja Denver Nuggets Dancers bakal menyuguhkan aksi terbaikAksi mereka akan dimeriahkan oleh dua dancer pilihan yang mereka seleksi dari peserta Flexi Dance CompetitionSelain itu, mereka bakal menjadi host NBA Dance Clinic bersama lima finalis Flexi Dance Competition(rum/c11/ang)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Messi Diharapkan, Messi Disangsikan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler