Negara Ini Menghentikan Pemberian Vaksin AstraZeneca Dosis Kedua

Jumat, 04 Juni 2021 – 08:24 WIB
Vaksin buatan AstraZeneca. Foto: Reuters/Peter Cziborra

jpnn.com, SANTIAGO - Kementerian Kesehatan Chile pada Kamis (3/6) memutuskan menangguhkan pemberian Vaksin AstraZeneca dosis kedua.

Keputusan tersebut berlaku hingga otoritas menyelesaikan penyelidikan pada seorang pria yang mengalami pembekuan darah usai menerima dosis pertama vaksin AstraZeneca.

BACA JUGA: BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Batch CTMAV 547 Aman

Kemenkes Chile juga akan menaikkan usia minimum pada pria yang diperbolehkan menerima vaksin COVID-19 AstraZeneca dari 18 tahun menjadi 45 tahun.

Chile, yang terdepan dalam memvaksinasi COVID-19 warganya, memperoleh dosis pertama vaksin buatan AstraZeneca-Universitas Oxford pada April.

BACA JUGA: Tukang Jahit Meninggal Usai Divaksin AstraZeneca, Begini Hasil Autopsi Verbal

Regulator awalnya menyetujui penggunaan vaksin pada pria di atas 18 tahun dan wanita di atas 45 tahun.

Pada Kamis, kementerian menyebutkan bahwa seorang pria berusia 31 tahun mengalami trombosis dengan sindrom trombositopenia (TTS) - tujuh hari setelah menerima dosis pertama vaksin AstraZeneca.

BACA JUGA: Skor Indonesia vs Thailand: Ada Peran Penting Egy Maulana Vikri dan Syahrian Abimanyu

TTS adalah kondisi serius namun langka yang melibatkan pembekuan darah dengan kadar trombosit yang rendah.

Kondisi tersebut dihubungkan dengan vaksin AstraZeneca, terutama pada wanita di bawah usia 50 tahun, di belahan dunia lain.

Kementerian mengaku akan menaikkan usia minimum untuk vaksin tersebut menjadi 45 tahun dan menghentikan dosis kedua bagi semua penerima vaksin.

Langkah itu digambarkan pihaknya sebagai "tindakan antisipasi dan proaktif" seraya menunggu penyelidikan regulator kesehatan.

Pihak AstraZeneca tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar.

Vaksin AstraZeneca, yang disetujui di puluhan negara tetapi tidak di Amerika Serikat, berada dalam pengawasan ketat atas laporan kondisi --yang berpotensi fatal namun sangat langka-- pada sejumlah penerima vaksin. Kondisi itu juga dikaitkan dengan vaksin COVID-19 Johnson & Johnson.

Penyelidik Chile pada April mengaku tidak menemukan kasus pembekuan darah di antara 2.200 partisipan dalam uji klinis AstraZeneca di negara Amerika Selatan itu.

Pada hari yang sama, kementerian juga membenarkan telah menerima laporan soal 30 orang yang mengalami kelelahan setelah menerima vaksin Cansino Biologics dosis tunggal serta laporan tiga orang jatuh pingsan.

Pejabat kesehatan masyarakat Paula Daza mengatakan hingga saat ini total 56.000 dosis vaksin buatan China itu telah diberikan di Chile dan semua orang yang melaporkan efek samping "kecil" kini berada di rumah dan dalam "kondisi baik-baik saja." (reuters/antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler