JAKARTA--Hukuman mati yang akan kembali dilakukan Indonesia kembali menarik perhatian dunia internasional. Sejumlah kalangan menilai ditundanya eksekusi mati pada 10 terpidana karena ada intervensi negara lain. Untuk diketahui saat ini baru empat terpidana mati yang telah dieksekusi dari total 14 yang terjadwal.
Menanggapi itu, Pakar Hubungan Internasional dari UI, Hikmahanto Juwana melihat tak ada kekhawatiran dari pihak asing terkait hukuman mati ini. Pasalnya, Jaksa Agung M Prasetyo sudah mengeluarkan pernyataan terkait hukuman mati. Isinya bahwa Indonesia saat ini tengah mempertimbangkan segala sesuatunya dari aspek hukum secara yuridis maupun nonyuridis.
"Jadi menurut saya, negara-negara itu tidak terlalu mempersoalkan. Walaupun harapan mereka hukuman mati tidak dilakukan terhadap warga negaranya yang divonis eksekusi mati," kata Hikmahanto melalui pesan singkat.
Karena itu, ujarnya, pemerintah dan masyarakat tak perlu khawatir akan terjadi penarikan duta besar seperti yang dilakukan Brasil beberapa waktu lalu. Apalagi, nama-nama dalam daftar terpidana mayoritas berasal dari negara-negara di Benua Afrika. Pemerintah dari benua tersebut sejak lama tak pernah mempermasalahkan jenis hukuman itu.
"Nama-nama terpidana mati kebanyakan dari negara afrika yang secara tradisional mereka tidak pernah memiliki sejarah mempermasalahkan hukuman mati," tuturnya.
Mengenai ancaman dari dunia internasional, Hikmahanto melihat perlunya pola pikir yang harus diubah oleh masyarakat di luar sana. Sama seperti aspirasi mereka yang diteruskan dalam bentuk kebijakan dari pemerintah negara masing-masing, maka hukuman mati ini cikal bakalnya berasal dari keinginan masyarakat Indonesia.
Menurutnya, masyarakat Indonesia dan pemerintah masih sejalan dan sependapat terkait pentingnya hukuman mati untuk efek jera kasus kejahatan narkoba.
"Saya bisa memberikan saran kepada negara-negara Eropa yang menghendaki di Indonesia hukuman mati ditiadakan, sebaiknya mereka meyakinkan masyarakatnya terlebih dahulu, jangan meyakinkan pemerintahnya. Karena pemerintah kita tergantung bagaimana aspirasi rakyatnya," tegasnya. (flo/jpnn)
BACA JUGA: TNI Terbaik Sejak 1957, Tontonlah Film I Leave My Heart in Lebanon
BACA ARTIKEL LAINNYA... Panglima Berambisi Jadi Lima Besar Negara Pengirim Pasukan PBB
Redaktur : Tim Redaksi