Negara Pesisir Samudera Hindia Rawan Tsnuami, BMKG Dorong Perkuat Sistem Mitigasi

Jumat, 09 Februari 2024 – 23:05 WIB
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, INDIA - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut negara-negara pesisir Samudra Hindia harus terus meningkatkan dan memperkuat Sistem Mitigasi dan Peringatan Dini Tsunami.

Menurut Dwikorita, hal tersebut sangat penting guna mereduksi risiko bencana tsunami, utamanya dalam meminimalisir jumlah korban. 

BACA JUGA: Gempa Berkuatan M 3,3 Guncang Maluku Utara, BMKG: Tak Ada Potensi Tsunami

Dia menyampaikan hal tersebut dalam Steering Group Meeting selama ICG/IOTWMS, yang dilaksanakan di Hyderabad, India, pada 5-7 Februari 2024.

"Samudra Hindia merupakan salah satu wilayah di dunia yang sangat rawan terhadap tsunami," kata Dwikorita, dalam keterangannya, Jumat (9/2).

BACA JUGA: BMKG Prediksi Sejumlah Kota Besar Diguyur Hujan Ringan, Berikut Daftarnya

Diterangkannya, Samudra Hindia terdiri dari dua zona subduksi yang dapat menyebabkan tsunami di seluruh samudra.

Maka dari itu, ancaman tersebut, kata Dwikorita, harus diantisipasi dengan membangun kapasitas seluruh negara anggota agar dapat merespons Peringatan Dini Tsunami secara cepat, tepat dan akurat.

BACA JUGA: BMKG Minta Masyarakat Mewaspadai Gelombang Tinggi 6 Meter di Laut Natuna Utara

"Utamanya dalam peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat, serta peningkatan keterjangkauan informasi kepada masyarakat," jelasnya.

Salah satu cara untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap ancaman tsunami, tambah dia, yakni dengan membentuk Tsunami Ready Community.

Tsunami Ready Community adalah program peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi ancaman tsunami berbasis pada 12 indikator aspek penilaian potensi bahaya (assessment), kesiapsiagaan (preparedness), dan respons yang telah ditetapkan UNESCO-IOC.

"Saat ini telah terdapat 12 Komunitas Tsunami Ready di Samudra Hindia yang diakui Unesco, 10 di antaranya dari Indonesia, dan 2 komunitas lainnya dari India. Saya berharap jumlahnya akan makin bertambah dari negara-negara lain," kata dia.

Dwikorita juga menyampaikan bahwa ICG/IOTWMS yang dipimpinnya, secara aktif memberikan pendampingan kepada seluruh negara yang memiliki potensi tsunami di Samudra Hindia untuk membangun, neningkatkan Sistem Peringatan Dini dan Mitigasi Tsunami di negaranya.

Oman, Seychelles, dan Timor Leste adalah contoh dari negara yang mendapatkan dampingan penguatan kapasitas melalui Training Tsunami Ready.

Peristiwa Tsunami Aceh, Tsunami Palu serta Tsunami Selat Sunda, lanjut Dwikorita, menunjukkan bahwa selain membangun sistem peringatan dini yang cepat, tepat, dan akurat, juga dibutuhkan kesiapan masyarakat dalam merespon peringatan dini tersebut.

Maka dari itu, BMKG terus gencar mengampanyekan “Early Warning, Early Action” guna makin meminimalisir risiko yang mungkin ditimbulkan. (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler