jpnn.com, SURABAYA - Kelakuan dua remaja asal Wonosari Wetan ini bisa dibilang nekat pakai banget. Bagaimana tidak, karena tidak punya uang untuk bayar utang di warung, mereka gelap mata dan memutuskan untuk mencuri. Namun, bukan memilih di perumahan umum, mereka nekat mengambil barang di perumahan dinas prajurit TNI-AL.
Kanitreskrim Polsek Semampir AKP Junaidi terus geleng-geleng kepala saat melakukan ungkap kasus MF, 17, dan YY, 16, kemarin (7/7). Dia mengaku tak habis pikir dengan cara mereka menentukan lokasi kejahatan. ''Ini entah karena mereka sangat berani atau bodoh sekali,'' ucapnya.
Malam sebelum pelaksanaan pilgub (26/6) mereka berkeliling di wilayah Wonokusumo sampai Bulaksari. Mereka berusaha mencari rumah yang bisa jadi mangsa pencurian mereka. ''Akhirnya sampai di Jalan Sarutama. Lingkungan di sana kan sepi soalnya perumahan dinas TNI. Jadi, saya kira nggak akan ada yang memergoki,'' ujar MF.
Setelah memelankan sepeda untuk melihat satu per satu rumah yang sudah gelap, MF pun akhirnya menemukan satu rumah yang memajang beberapa burung di halaman. Terlebih lagi, pagar rumah tersebut tak dikunci. MF yang saat itu diboncengkan YY pun langsung turun dari motor. Tanpa celingak-celinguk, pria berbadan bongsor tersebut langsung membuka pagar dan menurunkan salah satu sangkar burung. Dari beberapa burung di sana, dia memilih burung yang paling mahal: murai batu.
Namun, MF sepertinya tak puas hanya mengambil satu burung. Siswa SMK swasta di wilayah Bubutan itu pun memberikan hasil curiannya kepada YY dan kembali lagi ke halaman. Apesnya, rupanya Raihan Hakim -salah seorang penghuni rumah- belum tidur. Saat mendengar suara pagar dibuka, dia pun keluar untuk melihat.
Adegan selanjutnya bisa dibilang layaknya sitkom. Raihan yang melihat MF bingung, sedangkan MF yang merasa tepergok ikut membeku. Baru beberapa detik kemudian Raihan menengadah ke atas dan melihat salah satu burung peliharaan bapaknya menghilang.
Sadar arah pandangan Raihan, MF pun lari tunggang-langgang. YY yang panik ikut berlari meninggalkan Suzuki Tornado yang dinaikinya dari rumah. Raihan yang melihat hal itu sontak teriak maling dan memancing penghuni kampung yang notabene kebanyakan prajurit TNI-AL keluar.
''Mereka ditangkap warga pas tengah malam jelang coblosan. Lalu, diserahkan kepada kami,'' ungkap Junaidi.
Keluarga tersangka sebenarnya sudah mengajukan diversi untuk mendapatkan penangguhan tahanan. Sayang, pihak korban sama sekali tidak setuju. Ternyata, yang dicuri merupakan murai batu kesayangan sang kepala rumah tangga. Murai tersebut bahkan pernah ditawar Rp 6 juta.
''Selagi ditahan, kami proses dengan ancaman pasal 363 KUHP soal pencurian dengan pemberatan. Dalam beberapa hari ini, berkas kami alihkan ke kejaksaan,'' ujarnya. (bil/c22/any)
BACA JUGA: Hendra Nekat Mencuri di Rumah Anggota TNI
Redaktur : Tim Redaksi