MAKASSAR -- Sosok potongan mayat berupa sepasang kaki tanpa badan dan kepala ditemukan oleh nelayan di perairan laut Samalona-Kadingareng, Sulawesi Selatan, Sabtu (19/1). Sosok mayat yang diketahui berjenis kelamin laki-laki ini ditemukan mengapung, sebuah baju pelampung berwarna orange terikat di pinggang mayat tersebut.
Informasi yang dihimpun FAJAR, sosok mayat ini ditemukan sekira pukul 19.00 malam. Pada waktu yang hampir bersamaan, nelayan setempat kembali menemukan mayat di sekitar peariran itu. Mayat kedua yang ditemukan ini dalam kondisi yang utuh. Nelayan yang menemukan mayat ini kemudian melapor ke Basarnas untuk di evakuasi ke rumah sakit.
Kedua mayat tanpa identitas ini diketahui sementara dalam proses identifikasi oleh pihak tim kedokteran forensik Rumah Sakit Polri Bhayangkara, Makassar. Satu mayat yang dalam kondisi utuh disimpan di Rumah Sakit Umum Padjonga Daeng Ngalle, Takalar, satunya lagi diamankan di kamar mayat RS Bhayangkara, Makassar.
Dokter forensik RS Bhayangkara, AKP dr Eko Yunianto, Sp.F mengatakan, kondisi mayat tanpa tubuh itu cukup menggenaskan. Mayat yang hanya tersisa perut dan kaki ini ditemukan dengan menggunakan celana pendek berwarna abuabu dan sebuah sarung bercorak kotak-kotak berwarna hijau terlilit di pinggangnya. Di pinggang mayat itu juga ditemukan sebuah baju pelampung berwarna orange.
"Baju pelampungnya diikat di pinggang. Kondisi pelampungnya masih baru dan tidak rusak," jelasnya.
Eko mengatakan, mayat tanpa tubuh itu diperkirakan sudah tewas sejak delapan hingga 10 hari yang lalu. Mayat ini diduga terpotong karena kondisinya yang sudah membusuk. Pihak forensik RS Bhayangkara juga belum bisa memastikan penyebab kematian mayat ini. Menurutnya, pihak forensik belum melihat tanda-tanda kekerasan dari potongan mayat tersebut. Sementara usia korban juga belum bisa dipastikan.
"Kalau kondisi mayat saya lihat tidak ada bekas luka dan memar atau tindak kekerasan," jelas dia.
Sementara itu, terkait dengan mayat utuh yang ditemukan di perairan yang sama juga belum diketahui identitasnya. Mayat utuh ini diketahui berjenis kelamin laki-laki dengan usia sekira 20 tahun. Mayat ini masuk dalam kategori ras mongoloid.
Saat ditemukan, mayat dalam kondisi utuh ini menggunakan baju kaus lengan pendek berwarna hitam. Di bagian depan baju itu tertulis kalimat "Monster" dan "Really Enemy". Mayat ini juga menggunakan celana dalam warna biru tua dan pada bagian karet tertulis "Corocodille".
"Kemungkinan juga dia tewas tenggelam. Kami juga tidak temukan tanda-tanda kekerasan," jelas Eko.
Dia mengatakan, tim kedokteran forensik RS Bhayangkara telah mengambil sampel DNA dan identifikasi jenazah. Data dari dua mayat yang diperiksa akan menjadi data posmortem untuk dicocokkan apabila ada orang yang melaporkan kehilangan.
Dia menambahkan, pihaknya telah mengambil data-data primer dari kedua mayat itu. Untuk mayat yang utuh, pihaknya telah mengambil sidik jari, gigi, dan sampel DNA. Sementara untuk mayat yang tidak utuh, pihaknya mengambil sampel DNA saja. Selain itu, pihak forensik juga data-data sekunder berupa property, kondisi medis dan foto. Masyarakat merasa kehilangan keluarganya bisa melapor ke posko antemortem Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar atau kantor Kepolisian Resor Takalar.
"Dengan kondisi itu, jalan satu-satunya adalah dengan identifikasi DNA. Nanti kami akan cocokkan data-data keluarganya untuk memastikan identitas mayat itu," jelasnya.(eka-abg)
Informasi yang dihimpun FAJAR, sosok mayat ini ditemukan sekira pukul 19.00 malam. Pada waktu yang hampir bersamaan, nelayan setempat kembali menemukan mayat di sekitar peariran itu. Mayat kedua yang ditemukan ini dalam kondisi yang utuh. Nelayan yang menemukan mayat ini kemudian melapor ke Basarnas untuk di evakuasi ke rumah sakit.
Kedua mayat tanpa identitas ini diketahui sementara dalam proses identifikasi oleh pihak tim kedokteran forensik Rumah Sakit Polri Bhayangkara, Makassar. Satu mayat yang dalam kondisi utuh disimpan di Rumah Sakit Umum Padjonga Daeng Ngalle, Takalar, satunya lagi diamankan di kamar mayat RS Bhayangkara, Makassar.
Dokter forensik RS Bhayangkara, AKP dr Eko Yunianto, Sp.F mengatakan, kondisi mayat tanpa tubuh itu cukup menggenaskan. Mayat yang hanya tersisa perut dan kaki ini ditemukan dengan menggunakan celana pendek berwarna abuabu dan sebuah sarung bercorak kotak-kotak berwarna hijau terlilit di pinggangnya. Di pinggang mayat itu juga ditemukan sebuah baju pelampung berwarna orange.
"Baju pelampungnya diikat di pinggang. Kondisi pelampungnya masih baru dan tidak rusak," jelasnya.
Eko mengatakan, mayat tanpa tubuh itu diperkirakan sudah tewas sejak delapan hingga 10 hari yang lalu. Mayat ini diduga terpotong karena kondisinya yang sudah membusuk. Pihak forensik RS Bhayangkara juga belum bisa memastikan penyebab kematian mayat ini. Menurutnya, pihak forensik belum melihat tanda-tanda kekerasan dari potongan mayat tersebut. Sementara usia korban juga belum bisa dipastikan.
"Kalau kondisi mayat saya lihat tidak ada bekas luka dan memar atau tindak kekerasan," jelas dia.
Sementara itu, terkait dengan mayat utuh yang ditemukan di perairan yang sama juga belum diketahui identitasnya. Mayat utuh ini diketahui berjenis kelamin laki-laki dengan usia sekira 20 tahun. Mayat ini masuk dalam kategori ras mongoloid.
Saat ditemukan, mayat dalam kondisi utuh ini menggunakan baju kaus lengan pendek berwarna hitam. Di bagian depan baju itu tertulis kalimat "Monster" dan "Really Enemy". Mayat ini juga menggunakan celana dalam warna biru tua dan pada bagian karet tertulis "Corocodille".
"Kemungkinan juga dia tewas tenggelam. Kami juga tidak temukan tanda-tanda kekerasan," jelas Eko.
Dia mengatakan, tim kedokteran forensik RS Bhayangkara telah mengambil sampel DNA dan identifikasi jenazah. Data dari dua mayat yang diperiksa akan menjadi data posmortem untuk dicocokkan apabila ada orang yang melaporkan kehilangan.
Dia menambahkan, pihaknya telah mengambil data-data primer dari kedua mayat itu. Untuk mayat yang utuh, pihaknya telah mengambil sidik jari, gigi, dan sampel DNA. Sementara untuk mayat yang tidak utuh, pihaknya mengambil sampel DNA saja. Selain itu, pihak forensik juga data-data sekunder berupa property, kondisi medis dan foto. Masyarakat merasa kehilangan keluarganya bisa melapor ke posko antemortem Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar atau kantor Kepolisian Resor Takalar.
"Dengan kondisi itu, jalan satu-satunya adalah dengan identifikasi DNA. Nanti kami akan cocokkan data-data keluarganya untuk memastikan identitas mayat itu," jelasnya.(eka-abg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PNS Dijatah Kredit 50 Persen
Redaktur : Tim Redaksi