Nenek Icah Renta Dihabisi, Mata dan Telinga Mengeluarkan Darah, Perhiasan Raib

Jumat, 30 Oktober 2020 – 22:47 WIB
Police Line. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, SAMPIT - Cahaya atau Icah, 66, warga Jalan Baamang I, Kelurahan Baamang Hulu Kecamatan Baamang, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya.

Polisi menduga nenek Icah korban perampokan disertai pembunuhan. 

BACA JUGA: Terekam CCTV saat Kuras Isi Kotak Amal, Muhammad Buchori tak Bisa Lagi Mengelak, Nih Tampangnya

“Kami menduga almarhumah ini adalah korban pencurian dengan kekerasan karena ada beberapa barang berharga milik almarhumah yang hilang. Untuk sementara yang diketahui barang yang hilang berupa perhiasan,” kata Kepala Polres Kotawaringin Timur, AKBP Abdoel Harris Jakin, di lokasi kejadian di Sampit, Jumat (30).

Menurut Jakin, sekitar pukul 04.30 WIB pagi ada warga yang mendengar suara teriakan dan suara seperti benda berat yang jatuh. Pagi harinya, warga menemukan jenazah korban.

BACA JUGA: Tepergok Berbuat Dosa, Mbak MR tak Berkutik saat Dijemput Polisi

Jenazah korban ditemukan di dapur. Posisi tubuh korban tertelungkup dengan miring ke kanan, gigi palsu korban terlepas dan telinga sebelah kiri mengeluarkan darah. Selain itu, barang-barang korban sudah tidak ada di tempat.

“Selama ini almarhumah tinggal sendirian di rumah ini. Kami mohon doa restu. Bismillah. Semoga bisa kami ungkap secepatnya,” kata Jakin.

BACA JUGA: Pria Tewas Usai Lompat dari Jembatan Ampera Ternyata Bernama Jainudin, Begini Pengakuan Keluarga

Sementara itu, Erna, tetangga yang menemukan korban, mengaku sangat terpukul dengan kejadian itu karena korban dinilai merupakan sosok yang baik.

“Saat kami gedor tidak ada suara, akhirnya kami buka pintunya. Saat kami temukan, tubuhnya sudah dingin. Mungkin saat itu sudah meninggal,” kata Erna.

Saat itu Erna bermaksud hendak memberikan ikan kesukaan nenek yang tinggal sebatang kara itu. Namun saat itu sang pemilik rumah tidak ada menyahut panggilan salam dari luar.

Khawatir terjadi apa-apa, Erna memanggil sepupunya bernama Nato yang juga tetangga korban. Saat itu juga belum ada suara sahutan dari dalam rumah korban sehingga keduanya memutuskan membuka pintu rumah tersebut.

“Selama ini beliau memang sudah berpesan kepada kami agar selalu menengok beliau. Saya sering memanggil beliau melalui jendela dan selalu disahut. Biasanya setiap setelah subuh sampai pagi, beliau menonton televisi, tetapi tadi tidak ada suara sama sekali,” kata Nato.

Saat keduanya masuk, ternyata pintu bagian belakang sudah terbuka. Dari sanalah diduga pelaku masuk dan melakukan tindakan keji terhadap nenek renta tersebut.

“Saya tidak berani melihat lagi, katanya ada luka lebam dan berdarah pada mata. Tadi saya langsung melaporkan itu kepada warga lain. Ada ketua RT juga tadi,” kata Erna.

Sementara itu Durahman, adik korban mengaku baru mengetahui kejadian itu setelah diberitahu tetangga korban. Selama ini Durahman yang tinggal tidak terlalu jauh dari rumah korban, sudah khawatir melihat sang kakak tinggal sebatang kara sehingga dia sering mengajak korban pindah ke rumahnya, namun selalu ditolak korban.

“Ia memang banyak perhiasan karena dia memiliki banyak kebun yang dibelinya bersama almarhum suaminya. Setiap minggu ada yang mengantar uang hasilnya. Tetapi soal berapa banyak perhiasan dan uangnya, saya tidak pernah bertanya,” kata Durahman.

Durahman mengatakan, sang kakak tidak memiliki anak kandung, namun ada mempunyai anak angkat yaitu seorang perempuan. Tetapi Durahman tidak mengetahui keberadaan anak angkat sang kakak itu karena sudah berkeluarga dan tinggal terpisah sehingga hanya korban seorang diri di rumah tersebut.

BACA JUGA: Berita Duka, Roni Meninggal Dunia, Kami Ikut Berbelasungkawa

Durahman berharap polisi bisa segera menangkap pembunuh sang kakak. Pihak keluarga sangat terpukul atas kejadian itu.(dhe/pojoksatu/ant)

 


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler