Neny Jualan Pempek Crispy, Omzet Bisa Rp 50 Juta per Bulan

Sabtu, 25 November 2017 – 00:12 WIB
Pempek crispy buatan Neny Sugianto. FOTO: Kiki Wulandari /SUMATERA EKSPRES

jpnn.com - Neny Sugianto jeli membidik peluang bisnis kuliner. Dia menawarkan pempek crispy sejak 16 Oktober 2016 lalu.

Kiki Wulandari – Palembang

BACA JUGA: Enam Bulan Chicking Berhasil Buka 4 Outlet

Awalnya, Neny mengaku, tidak ada niatnya menjadi pengusaha di bidang pempek. “Cuma dulunya iseng saja,” ujarnya saat ditemui di kediamannya di Jl Srijaya Negara, akhir pekan lalu.

Ceritanya, ia kerap membuat pempek crispy untuk keluarga dan kerabat. Karena banyak yang suka, beberapa kerabatnya menganjurkan untuk dijual saja.

BACA JUGA: Lirik Bisnis Kuliner, Agnes Monica Buka Restoran Manado

“Sering didesak oleh teman yang ingin sekali pempek crispy buatan saya, terutama pas Lebaran. Makanya memberanikan diri untuk mencoba menjual,” papar perempuan berhijab ini.

Pertama kali penjualan khusus pempek crispy, karena belum banyak yang menjual. Seiring berjalan waktu, jenis pempek mulai ditambah seperti pempek lenjer, pempek telor, pempek kapal selam, pempek kulit, dan tekwan frozen.

BACA JUGA: Indra Bekti Segera Ikut Terjun ke Bisnis Kuliner

Karena banyaknya permintaan, akhirnya Neny merekrut tiga orang karyawan.

“Dulu saya sendiri yang bikin, sekarang sudah dibantu. Tapi untuk kualitas dan resep adonan tetap saya yang mantau,” kata ibu tiga orang anak ini.

Permintaan mencapai 1.000 hingga 3.000 butir untuk beragam pempek. Omzet bisa mencapai Rp35 juta hingga Rp50 juta per bulan.

Untuk harga satuan pempek Rp2.500, pempek lenjer besar Rp25 ribu dan pempek kapal selam Rp12.500.

“Harga beda jika pemesanan melalui Go-Jek atau Go-Send, yakni pempek yang kecil Rp3.000 karena sudah kerjasama,” ungkapnya.

Saat ini, pemasaran melalui via online atau media sosial (medsos) seperti facebook dan Instagram.

Dia mengaku, penjualannya hampir seluruh kota di Indonesia. Selain di medsos, Neny mengaku terbantu dengan reseller yang juga ada di luar kota.

“Pempek buatan saya beda dengan produk lainnya,” tandasnya. Karena bahan pembuatan pempek menggunakan kualitas premium sehingga menghasilkan pempek kualitas baik.

Seperti ikan bisa menghabiskan sebanyak 15-30 kg per hari. Selain itu, untuk cuka ada tahap level. Yakni untuk level satu dinamakan level nyubit dengan rasa pedas rendah, level dua dinamakan level nabok dengan rasa pedas sedang, dan level tiga dinamakan level nonjok dengan rasa sangat pedas.

“Level ini untuk menyesuaikan lidah pelanggan. Karena tidak semua pelanggan suka pedas,” pungkasnya. (*/ce1)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler