JAKARTA – Meski ekspor pada bulan Mei kembali mengalami peningkatan sebesar 3,14 persen dibanding April 2012, tetapi neraca perdagangan Indonesia untuk kedua kalinya mengalami defisit USD485,9 juta. Sementara secara kumulatif selama periode Januari-Mei, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD1,52 miliar.
“Ini bulan kedua defisit dalam neraca perdagangan, tetapi memang mengalami penurunan dibandingkan bulan kemarin sebesar USD641,1 juta, penurunan ini bisa saja dengan adanya kebijakan pemerintah,”ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin di Jakarta, Senin (2/7).
Menurutnya, untuk ekspor bulan Mei yang nilainya USD 16,72 miliar, turun sebesar 8,55 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Namun, dibandingkan bulan April, ekspor bulan Mei mulai menunjukan peningkatan sebesar 3,41 persen. “Share terbesar ekspor terjadi di sektor mineral sebesar USD11,7 miliar,” tandasnya.
Sedangkan untuk ekspor kumulatif Januari-Mei telah mencapai USD81,42 miliar, atau naik 1,48 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Untuk ekspor non migas, sambungnya, mencapai USD 64,26 miliar atau naik 0,04 persen dibandingkan tahun lalu.
Untuk impor bulan Mei, terjadi kenaikan 16,09 persen atau mencapai USD17,21 miliar dibandingkan tahun lalu. “Impor non migas Januari-Mei mencapai USD61,65 miliar atau naik 17,39 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” pungkasnya.(naa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bank Dunia Kucurkan Dana Negara Berkembang Rp 494 T
Redaktur : Tim Redaksi