Neta IPW tak Yakin TNI dan Polri Sukses Tumpas KKB, Ini Alasannya

Rabu, 28 April 2021 – 12:30 WIB
Ketua Presidium IPW Neta S Pane. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) mengaku tidak yakin bahwa aparatur TNI dan Polri akan berhasil membersihkan dan menangkap seluruh anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), seperti yang diperintahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ketua Presidium IPW Neta S Pane menjelaskan ada tiga alasan kenapa aparatur TNI Polri tidak akan mampu menangkap seluruh anggota KKB Papua.

BACA JUGA: TNI Polri Serbu Markas KKB, 5 Anggota Kelompok Lekagak Telenggen Tewas

Pertama, kata Neta, kasus pembakaran rumah yang dijadikan tempat pelayanan umat, dan pembunuhan satu keluarga di Desa Lembatongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, yang diduga dilakukan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) hingga kini pelakunya belum juga tertangkap.

Padahal, lanjut dia, kasus itu sudah terjadi enam bulan lalu, tepatnya Jumat 27 November 2020 pagi.

BACA JUGA: Baku Tembak Satgas Nemangkawi vs KKB: 1 Brimob yang Gugur dan 2 Anggota Luka Dievakuasi ke Timika

"MIT pimpinan Ali Kolara hanya beranggota 14 orang, tetapi aparat keamanan seperti tak berdaya menghadapinya," jelas Neta dalam keterangan persnya, Rabu (28/4).

Kedua, kata dia, kasus terbunuhnya anggota Brimob Bratu Yohanes Samuel Biet, dan lukanya anggota Kopassus Serda Donatus Boyau di dekat MY Bar, Blok M, Jakarta Selatan, pada 18 April 2021, hingga kini belum juga terungkap. "Pelakunya belum tertangkap," tegasnya.

BACA JUGA: Tidak ada Ruang Separatisme di Indonesia, Tumpas KKB Sampai Tuntas

Padahal, ujar dia, KSAD Jenderal Andika Perkasa mengatakan pihaknya sudah menurunkan empat Jenderal TNI AD mengawal pengusutan kasus ini.

Ketiga, Neta menambahkan, selama April setidaknya ada lima peristiwa penembakan yang dilakukan KKB Papua.

Empat penembakan terhadap masyarakat sipil, serta satu yang menyebabkan Kabinda Papua Brigjen TNI IGP Danny Nugraha Karya gugur.

"Seluruh pelakunya belum tertangkap," tegasnya.

Neta menjelaskan dari ketiga kasus ini IPW menyimpulkan bahwa aparatur keamanan belum bekerja profesional.

Jika tidak profesional, kata Neta, maka bagaimana bisa menghabisi dan menangkap seluruh anggota KKB yang bersembunyi di dalam hutan.

"Wong menangkap pelaku penusukan Brimob dan anggota Kopassus yang terjadi di Jakarta saja tak kunjung mampu," jelasnya.

"Jika KKB Papua terbiarkan terus beraksi, masyarakat dan aparatur akan terus menerus menjadi bulan-bulanan," tambah Neta.

IPW berharap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto membuat konsep yang jelas untuk memberantas KKB dan memberi jaminan keamanan di Papua.

Namun, Neta menegaskan, sebelum memberantas KKB, Polri bersama TNI harus menunjukkan terlebih dulu kemampuannya untuk menangkap pelaku pembunuhan anggota Brimob dan penusukan anggota Kopassus di Blok M.

Setelah itu, kata dia, Polri bersama TNI menangkap kelompok MIT Ali Kolara.

"Sehingga penangkapan ini bisa menjadi kekuatan moral bagi para personel TNI dan Polri untuk menangkap dan menghabisi KKB di Papua," ungkap Neta.

Untuk itu, Neta mengatakan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo diharapkan bisa segera melakukan konsolidasi di internal Polri dan mengajak TNI bersatu padu untuk menangkap semua anggota KKB.

"Dengan soliditas ini tentunya akan lebih fokus lagi untuk menuntaskan KKB," pungkas Neta. (boy/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler