jpnn.com, NEWCASTLE - Ole Gunnar Solskajer lebih sukses ketimbang gurunya Sir Alex Ferguson untuk urusan statistik tiga laga awal memegang kendali Manchester United. Solskjaer hat-trick menang, Sir Alex di tiga laga awalnya sekali menang, sekali seri, dan sekali kalah.
Solskjaer kini mengejar rekor pelatih United legendaris lainnya, Sir Matt Busby. Yakni empat kemenangan beruntun sejak debut. Kans pelatih 45 tahun itu terbuka meski di matchweek 21 dini hari nanti (3/1), Setan Merah akan bertandang ke St.James' Park kandang Newcastle (siaran langsung MNCTV/beIN Sports 1 pukul 03.00).
BACA JUGA: Boxing Day: Old Trafford Menyambut Ole Gunnar Solskjaer
Menjelang pertemuan lawan Newcastle ini Solskjaer kemarin (1/2) membawa kabar baik tentang kondisi winger Alexis Sanchez. Alexis yang menepi selama satu bulan karena cedera hamstring kaki kanan punya kans tampil.
“Dia (Alexis, red.) tampil luar biasa dalam sesi latihan dan beberapa kali mencetak gol. Sebenarnya dia sudah ingin bermain saat melawan Bournemouth (30/12) namun kami harus memastikan kondisinya terlebih dahulu,” ucap Solskajer. “Dan saat lawan Newcastle dia akan jadi bagian dari tim,” tambah eks pelatih Molde dan Cardiff City itu.
BACA JUGA: MU Janjikan Bonus Besar Buat Solskjaer, Lebih dari Kontrak
Manchester Evening News menulis pemberian penilaian positif kepada pemain ala Solskjaer ini sejauh ini menjadi salah satu kunci hat-trick menang. Mood pemain yang bagus menghasilkan performa yang apik juga di lapangan.
Meski terdengar klise namun hal ini tak dilakukan pelatih sebelum Solskjaer, Jose Mourinho. Konsep mengkambing hitamkan pemain oleh Mourinho yang diharapkan membakar semangat nyatanya malah sama sekali tak berfaedah.
BACA JUGA: Ole Gunnar Solskjaer Optimistis Bawa MU Finis 4 Besar
Kemudian resep lain Solskjaer adalah tak mengubah secara frontal komposisi dari tim yang menang. Dari skuad yang menang lawan Cardiff (22/12), delapan nama dipertahankan saat bertemu Huddersfield (26/12). Kemudian saat lawan Bournemouth (30/12) juga hanya tiga yang diganti.
Hal itu tak terjadi di era Mourinho. Setelah kalah oleh Valencia di Liga Champions (12/12), pelatih yang mengantar FC Porto dan Inter Milan itu juara Liga Champions merombak skuad dengan mengubah 10 dari 11 pemain saat bertemu Liverpool (16/12). Kekalahan 1-3 oleh Liverpool seperti yang kita tahu berujung pemecatan Mourinho.
Bagaimana dengan filosofi permainan ? “Solskajer selalu meminta para pemainnya tidak berlama-lama memegang bola di area pertahanan. Siapapun usai merebut bola, maka Solskajer yang ada di pinggir lapangan berteriak agar segera mengumpan bola ke depan,” tulis Manchester Evening News.
Dari statistik Whoscored untuk tiga laga United era Solskjaer ini, area pergerakan bola United selalu di atas 25 persen di sepertiga pertahanan lawan. Yakni 28 persen saat lawan Cardiff, 32 persen lawan Huddersfield, dan 31 persen saat lawan Bournemouth. Sementara saat laga pamungkas Mourinho bersama United saat lawan Liverpool, pergerakan bola pemain United di sepertiga pertahanan Liverpool hanya 19 persen!
Daily Mail juga mengkomparasi bagaimana statistik tiga laga Premier League Solskjaer lebih baik dari 17 laga Mourinho. Mulai dari rerata gol per laga (4 berbanding 1,7), angka kebobolan per laga (1 berbanding 1,7), jumlah tembakan per laga (14,7 berbanding 12,7), dan jumlah tembakan tepat sasaran (9 berbanding 6).
Sementara itu, ESPN menulis beberapa kebiasaan kecil Solskjaer yang melahirkan respek buat pemain. Misal selalu memakai setelan United jika mendampingi tim di pertandingan (bukan jas seperti Mourinho). Kemudian mendatangi tim pelapis United dan mendorong secara moral agar bisa bersaing dengan tim utama.
Dan jangan lupakan, sikap Solskjaer menjadikan Sir Alex sebagai patron di semua aspek. Bukan sekedar mengundang Sir Alex ke tribun Old Trafford melainkan juga mengundang Sir Alex ke lokasi latihan United di Carrington buat ngobrol dengan para pemain. (dra)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Solskjaer Debut jadi Pelatih, Manchester United Cetak 5 Gol
Redaktur & Reporter : Adek