Ngeri... Di Atas Jam 21.00 Surabaya Rawan Begal

Kamis, 21 April 2016 – 10:04 WIB
Ilustrasi. FOTO: pixabay

jpnn.com - SURABAYA – Bandit jalanan semakin liar. Mereka seolah menunjukkan diri tak takut dengan polisi. Bahkan, akhir-akhir ini penjambret dan begal sering beraksi. Rata-rata mereka memilih waktu malam. 

Data Satreskrim Polrestabes Surabaya menunjukkan, aksi kejahatan jalanan sering terjadi di atas pukul 21.00. Lalu lintas yang sepi menjadi celah bagi penjahat untuk melancarkan aksinya. 

BACA JUGA: Divonis 11 Tahun, Terpidana Malah Umbar Senyum

Tempat favorit mereka adalah jalan lurus yang minim penerangan. Sebab, kesempatan mereka kabur lebih besar. ”Beberapa jalan di pusat kota juga masih gelap,” ucap Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Takdir Mattanete kemarin (20/4). 

Polisi dengan dua melati di pundak itu tidak menampik bahwa wilayah operasi begal kini bergeser ke pusat kota Dulu mereka memilih Surabaya Timur untuk mencari sasaran. Salah satunya di MERR. Kini, di kawasan MERR, polisi sudah mendirikan pos penjagaan. 

BACA JUGA: Ibu Hamil Dimutilasi di Cikupa, Pelaku Dibekuk di Surabaya

Lantaran ruang geraknya dipersempit, penjahat jalanan tersebut merambah pusat kota. Mereka tidak memilih jalan-jalan protokol, melainkan jalan-jalan kecil. 

Salah satu contohnya Jalan W.R.Supratman. Jalan itu bisa dikatakan sebagai jalur alternatif untuk mempersingkat waktu tempuh masyarakat. 

BACA JUGA: 3 Ibu Hamil Pengedar Sabu-sabu, Ditangkap, Dibawa ke Poliklinik

Itu juga yang dilakukan Wilson Tunggul Hamonangan yang menjadi korban penjambretan dua hari lalu yang tewas bersama anaknya, Sonia Tiofabni Pasaribu. Mereka tewas lantaran berusaha mengejar pelaku begal.

Setiap menjemput putrinya kerja, di AJBS menuju rumahnya di Jalan Kalibutuh, Wilson memilih lewat Jalan W.R. Supratman. 

Rute tersebut dipilih karena lebih efektif ketimbang harus memutar ke jalan protokol seperti Jalan Embong Malang. 

Problemnya, tidak semua jalan di pusat kota memiliki PJU (pene- rangan jalan umum). Sebelum menabrak pembatas jalan di W.R. Supratman, Wilson dan putrinya melewati Jalan Imam Bonjol. 

Berdasar pantauan Jawa Pos, di sepanjang Jalan Imam Bonjol hanya ada tujuh PJU. Itu pun hanya berada di sisi kiri jalan. Cahayanya juga tertutup daun pepohonan. Padahal, tidak sedikit sepeda motor yang melewati jalan tersebut. 

Polisi menyadari bahwa penerangan yang minim sangat berpotensi dimanfaatkan kawanan begal. Sejauh ini, kepolisian selalu berkomunikasi dengan pemkot. ”Penerangan itu biar tanggung jawab pemkot. Kami hanya bisa memaparkan mana kawasan yang penerangannya perlu ditambah,” kata Takdir. (did/c7/fat)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pulang Pacaran, Sepasang Kekasih Jadi Korban Perampasan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler