jpnn.com - Astronom Dr Tony Phillips mengatakan bahwa matahari saat ini berada dalam periode minimum, yang berarti aktivitas di permukaanya turun secara dramatis.
Para ahli percaya bahwa Bumi akan memasuki periode terdalam dari 'resesi' sinar matahari yang pernah tercatat sebagai bintik matahari (Sunspod) telah menghilang.
BACA JUGA: William Bryan: Virus Corona Tidak Berdaya Ketika Terkena Sinar Matahari
Dr Tony Phillips mengatakan bahwa Solar Minimum sedang berlangsung, dan itu yang terdalam pada abad ini.
“Medan magnet matahari menjadi lemah, memungkinkan sinar kosmik ekstra ke tata surya. Kelebihan sinar kosmik menimbulkan bahaya kesehatan bagi para astronot dan pelancong udara kutub, memengaruhi elektro-kimia atmosfer atas Bumi, dan dapat membantu memicu petir," ungkapnya dilansir The Sun.
BACA JUGA: Gerhana Matahari Cincin Bisa Dilihat di Pantai Losari Makassar
Para ilmuwan NASA khawatir itu bisa menjadi pengulangan Dalton Minimum, terjadi antara 1790 dan 1830, yang mengarah ke periode dengan suhu dingin paling ekstrem, gagal panen, kelaparan, dan letusan gunung berapi dahsyat.
Penurunan suhu bisa mencapai 2C lebih dari 20 tahun, dan berpotensi menghancurkan produksi pangan dunia.
BACA JUGA: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem 17 Mei, BMKG: Ada 30 Wilayah Berpotensi
Pada 10 April 1815, letusan gunung berapi terbesar kedua dalam 2.000 tahun terjadi di Gunung Tambora, menewaskan yang sedikitnya 71.000 orang.
Hal itu juga menyebabkan apa yang disebut Tahun Tanpa Musim Panas, setahun setelahnya pada 1816. Iklim dunia pun terganggu.
Tahun ini, matahari telah mengalami kekosongan tanpa bintik sebesar 76 persen. Tahun lalu, matahari sempat mengalami kekosongan sebesar 77 persen.
Dua tahun berturut-turut sedikit bintik membuat minimum matahari semakin parah. (The Sun/mg8/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha