JAKARTA – Pengadaan pesawat intai tanpa awak buatan Israel yang dibeli lewat negara ketiga, ditolak mentah-mentah oleh kalangan Komisi I DPR. Pasalnya dalam pengadaan pesawat yang sudah dipesan sejak tahun lalu itu tidak sesuai dengan prosedur sebagai mana mustinya.
Anggota Komisi I DPR Teguh Juwarno menegaskan, untuk konteks pembelian pesawat kali ini, sebagian besar anggota Komisi I akan tetap menolak. “Kalau pun benar ternyata pesawat tanpa awak yang dipesan itu datang tahun ini, ya bisa saja kita tolak. Kita banyak memiliki alasan dan argumen, kenapa DPR tetap menolak pesawat buatan Israel tersebut,” ujar Teguh Juwarno kepada INDOPOS (grup JPNN).
Patut diketahui, Sebelumnya Wakil menteri pertahanan Syafrie Syamsuddin, disela-sela workshop internasional Kemhan RI dengan Departemen Pertahanan Amerika Serikat, di kantor Kemhan, Kamis (9/2) mengatakan, pemesanan pembelian pesawat intai Israel buatan Israel Aerospace Industries (IAI) itu dilakukan dengan sistem pemesanan melalui perusahaan asal Filipina, Kital Philippine Corporation (KPC), yang dilakukan sejak 2006 lalu.
Bahkan Teguh juga mengatakan, kalau rencana tersebut sudah pernah ditolak oleh parlemen periode kemarin. “DPR periode lalu tidak pernah menyetujui alokasi anggaran untuk belanja alutsista tersebut. Sehingga dalam kasus ini, patut dipertanyakan, pemerintah menggunakan anggaran dari mana untuk membeli pesawat yang dikabarkan akan tiba ditanah air tahun ini,” tegas Sekretaris F PAN ini.
Hal senada juga diungkapkan oleh politisi Hanura Yuddy Chrisnandi, bahwa rencana pembelian pesawat tanpa awak buatan tersebut sebenarnya pernah menjadi wacana pada DPR perioden 2004-2009. Namun, Komisi I DPR ketika itu menyatakan penolakan. “Komisi I DPR periode lalu telah menolak mentah-mentah. Pemerintah sengaja mencari celah dan lengah DPR, dengan cara apapun untuk tetap mewujudkan keinginannya memiliki pesawat tanpa awak dari bangsa penjajah rakyat Palestina itu,” kata mantan anggota Komisi I DPR ini kepada wartawan, kemarin.
Lebih lanjut, Mantan politisi Golkar yang kini menjabat Ketua DPP Partai Hanura ini menjelaskan, pada periode DPR lalu pemerintah belum sampai mengajukan anggaran ke DPR,untuk realisasi pembelian pesawat tanpa awak itu. “Hal itu bisa jadi lantaran Pemerintah sudah tidak nyaman dengan sikap Komisi I DPR, yang memang sangat keras menolak rencana pembelian pesawat tanpa awak dari Israel itu,” ujarnya.
Karena itu Yuddy mengaku terkejut, saat muncul informasi jika Pemerintah telah merencanakan dan mempersiapkan pembelian pesawat tanpa awak dari Israel itu sejak 2004 lalu. Bahkan hingga akhirnya pada 2006 telah terjadi kesepakatan dengan perusahaan asal Filipina (Kital Philippine Corporation-KPC) untuk kepentingan pembelian pesawat dari Israel tersebut. “Yang lebih mengejutkan lagi, ternyata pesawat tanpa awak yang dipesan itu akan segera tiba di tanah air pada tahun ini,” tegasnya.
Namun, yang kemudian menjadi pertanyaan, lanjut Yudi, pemerintah membeli pesawat tanpa awak dari Israel itu menggunakan uang yang bersumber dari mana. Mengingat DPR periode lalu dan DPR periode saat ini tidak pernah menyetujui alokasi anggaran untuk pembelian pesawat tanpa awak dari Israel itu.
“Saya rasa tugas DPR saat inilah yang harus memastikan dan mendesak Pemerintah untuk menjelaskan dalam masalah ini.terutama menyangkut sumber pembiayaan untuk pembelian pesawat tanpa awak dari Israel tersebut,” terangnya.
Menurut Yudi,jika benar Pemerintah telah memasan pesawat tanpa awak buatan Israel dan akan segera tiba ditanah air pada tahun ini, pembelian pesawat itu menjadi illegal. “Karena tidak jelas sumber dananya darimana, kemudian secara procedural juga hal ini akan banyak menuai protes dari kalangan masyarakat,” pungkasnya. (dms)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Muluskan Prabowo, Target 15 Persen Suara
Redaktur : Tim Redaksi