jpnn.com, PALANGKA RAYA - Edison warga Jalan Anggrek, Kereng Bangkirai, Sabangau, Kalimantan Tengah, dilarikan ke rumah sakit karena sekarat usai dianiaya Hasan, selingkuhan istrinya menggunakan cangkul. Kasus itu pun kini dalam penanganan kepolisian setempat.
Kasus itu berawal ketika korban didatangi Lina, sang istri yang memang sudah lama pisah ranjang dengannya. Sang istri mengeluh dan mengungkap bahwa dia belakangan ini sering menjadi korban pemukulan Hasan di tempat mereka tinggal.
BACA JUGA: Nyawa Acong Dihabisi, Satu Pelaku Ditangkap, Dua Lagi Buron
Mendengar keluhan Lina tersebut, Edison pun berniat membantu lalu mendatangi barak selingkuhan istrinya itu, Kamis (5/11).
"Saya hanya tidak terima istri saya dikasari, saya saja tidak pernah kasar ke istri saya," ucap Edison yang terbaring di ranjang rumah sakit singkat.
BACA JUGA: Sepeda Motor Mahasiswi Unib Korban Pembunuhan Ditemukan, Tersangka Masih Berkeliaran
Nunur, penjaga warung milik Edison yang saat itu menjaga korban di rumah sakit membeberkan kronologi kejadian yang dialami pria 40 tahun tersebut.
“Korban waktu itu mendatangi barak Hasan. Dia datang untuk bicara baik-baik, tetapi Hasan yang tidak terima dengan teguran bahwa suka memukul Lina akhirnya ngajak ribut di depan barak," ucap Nunur kepada Kaltengpos.co.
Tidak hanya bertengkar, Hasan sempat memukul korban menggunakan cangkul. Edison pun langsung tersungkur.
BACA JUGA: Emosi, Sang Kakak Habisi Nyawa Selingkuhan Adiknya di Jalan Siaga
"Katanya dipukul pakai cangkul di bagian bahu dan sempat dicekik dan diinjak-injak Hasan juga," tambah Nunur yang saat itu menyuapi makan kepada Edison.
Kondisi terkini Edison masih cukup parah. Ia masih belum bisa berkomunikasi dan bagian tangan dan kaki kirinya masih susah untuk digerakkan.
Lina yang merasa bersalah kemudian memaksa selingkuhannya untuk bertanggung jawab atas perbuatannya itu kepada suaminya.
BACA JUGA: Kabar Terbaru dari Kapolda Sumut Soal Motif Pembunuhan Hakim PN Medan
Korban akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Doris Sylvanus untuk menjalani perawatan intensif. (ard/nto)
Redaktur & Reporter : Budi