Nilai Investasi Wallet Crypto & Lending Diprediksi Bakal Cerah di Industri Web3 Indonesia

Senin, 06 November 2023 – 19:55 WIB
PT Pintu Kemana Saja (PINTU) menggelar episode keempat BUIDLRS Lounge by PINTU bekerja sama dengan ETH Indonesia. Foto dok PINTU

jpnn.com, JAKARTA - PT Pintu Kemana Saja dengan brand PINTU menggelar episode keempat BUIDLRS Lounge by PINTU bekerja sama dengan ETH Indonesia.

Mengusung tema Business Models & Value Accruals in Crypto, BUIDLRS kali ini menghadirkan CEO NOBI Lawrence, Mario Bernardi dari Pyth Network, dan Qin En dari Saison Capital yang menjadi moderator di sesi ini.

BACA JUGA: Komitmen Tingkatkan Keselamatan Kerja, KAI Properti Raih Penghargaan ICSA 2023

“Kami telah menyaksikan bagaimana pertumbuhan BUIDLRS yang awalnya hanya dihadiri oleh 30 sampai 40 peserta, hingga dapat mencapai 250 peserta yang hadir. Antusiasme ini menjadi tanda positif bahwa perkembangan Web3 terus berjalan ke arah yang lebih masif dan menjadi substansial," ujar Chief Marketing Officer PINTU Timothius Martin.

“BUIDRLS menjadi sebuah jembatan bagi investor, regulator, developer, hingga user, untuk berjejaring, berkolaborasi, dan membuat kesepakatan penting terkait bagaimana potensi ekosistem crypto dan Web3 yang akan tumbuh pesat sehingga mendorong banyaknya model bisnis Web3 yang menarik yang dapat memberikan dampak positif bagi penggunanya,” tambah Timo.

BACA JUGA: Pelari dari 21 Negara Bakal Meriahkan Ajang BTN Jakarta Run 2023

Lawrence menyampaikan pandangannya terkait model bisnis Web3 yang memiliki potensi di Indonesia.

“Masih banyak sekali potensi yang bisa digali untuk market Web3 misalnya wallet global seperti Metamask, Trust Wallet, Uniswap. Mungkin wallet ini membutuhkan solusi lokal yang sifatnya macam-macam seperti lokalisasi bahasa atau mungkin fitur-fitur khusus untuk orang Indonesia. Saya pikir itu adalah sesuatu yang menarik untuk dipecahkan dan bisa menjadi gerbang menuju Web3," sebutnya.

BACA JUGA: The Gade Creative Lounge Kini Hadir di Unhas

Lawrence juga memberikan tips bagi developer Web3.

“Seharusnya cukup sederhana dengan memulai perbincangan kepada pelanggan potensial Anda. Bahkan mungkin masih berencana ingin menjadi developer Web3, justru bisa mulai berbicara mengenai ide dan konsep produk yang akan dibangun. Sekarang kita semua memiliki alat untuk berkomunikasi baik secara offline atau online, dengan membuka koneksi tersebut kita akan mendapatkan feedback dari orang-orang yang tepat,” seru Lawrence.

Sementara, Mario menilai potensi Web3 di Indonesia masih terbuka lebar. Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Xangle, platform data crypto dari Korea Selatan bekerja sama dengan Tiger Research tentang pasar Web3 di Indonesia ditemukan bahwa dari segi infrastruktur Web3 di Indonesia baru memasuki tahap awal.

Secara khusus bahkan pengembangan infrastruktur seperti Layer 1/2 dan wallet masih minim.

Meski begitu, menurut data yang dirilis oleh Github, pemerintah bersama dengan pelaku usaha berupaya mendorong perkembangan developer Web3 di Indonesia dengan mengadakan program pendidikan dan pelatihan untuk menciptakan banyak developer di Indonesia.

Tercatat upaya tersebut membuahkan hasil di mana pada 2022 ada pertumbuhan sebesar 36% dibandingkan 2023 tentang peningkatan jumlah developer di Indonesia.

“Bagi para developer Web3 di Indonesia, mulailah membangun koneksi sejak dini, jalin jaringan lebih luas dengan hadir di berbagai acara konferensi seperti BUIDLRS dan mulai berinteraksi dengan founder dan key players di industri crypto,” tutur Mario.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler