jpnn.com, JAKARTA - Legislator asal Sulawesi Selatan II Andi Akmal Pasluddin menyambut baik data terbaru dari BPS yang memaparkan adanya peningkatan kesejahteraan petani. Hal ini ditunjukkan dengan naiknya Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 0,19 persen di bulan Juni 2021.
"Publikasi BPS ini sangat menggembirakan, di mana NTP Juni di angka 103,59 yang sebelumnya 103,39. Meski kenaikan NTP belum merata di seluruh Indonesia, tetapi secara nasional memang naik,” ujar Akmal, Sabtu (3/7).
BACA JUGA: BPS: Nilai Tukar Petani Juni 2021 Naik 0,19 Persen
Akmal mengingatkan saat ini bukan kondisi terbaik karena ancaman pandemi masih sangat mengerikan sehingga perlu ada upaya lebih keras minimal kenaikan konstan, dan lebih baik lagi peningkatan diperbesar.
Dia menguraikan bahwa kenaikan NTP Juni 2021 ada dorongan yang cukup signifikan pada kenaikan pada indeks harga hasil produksi pertanian setelah melalui pemantauan harga-harga di pedesaan pada 34 provinsi di Indonesia.
BACA JUGA: INDEF Apresiasi Naiknya Curva NTP dan NTUP Dari Waktu ke Waktu
Dia berharap ada validasi yang ketat sehingga tidak ada yang meleset antara data kenyataan di lapangan dengan yang sampai di tulis menjadi bahan publikasi.
Politikus PKS ini mengatakan semua angka-angka ini sebagai penyemangat kita semua mulai dari regulator, eksekutor hingga masyarakat petani yang sebagai pelaksana di lapangan untuk dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
Di lapangan, minimal di daerah Pemilihannya, ia terus berkomunikasi dengan petani tanaman pangan dan hortikultura, nelayan, peternak, pembudidaya ikan, dan pekebun tanaman rakyat untuk mengonfirmasi kesesuaian publikasi data dari pusat dengan kenyataan lapangan di daerah.
“Kenaikan NTP ini sudah merupakan bukti nyata bahwa sektor pertanian ini relatif kukuh dalam kondisi pandemic tetapi mesti diingat juga, tingkat kemiskinan di pedesaan masih relatif tinggi yang notabene masyarakat pedesaan kalau bukan petani, peternak atau pembudidaya ikan dan nelayan. Jadi, masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk peningkatan NTP ini sehingga akan perlahan-lahan mengubah struktur ekonomi masyarakat Indonesia,” ujar Akmal.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich