Protes demi protes dilakukan para pemain Kroasia di laga pembuka Piala Dunia 2014, Jumat (13/6) dinihari WIB. Mereka menganggap keputusan yang dibuat wasit Yuichi Nishimura merugikan mereka. Puncaknya terjadi pada menit ke-65 yang membuat Brasil berbalik unggul.
Kedudukan imbang 1-1 mengakhiri babak pertama pertandingan tersebut. Pertarungan kian ketat di awal babak kedua. Perimbangan kekuatan terjadi di 20 menit pertma laga babak kedua.
Namun, petaka bagi Kroasia terjadi pada menit ke-65. Saat striker Brasil Fred menerima umpan dari Oscar, tiba-tiba dia terjatuh. Saat itu, Fred mendapatkan pengawalan ketat dari Dejan Lovren di depan gawang Stipe Pletikosa.
Lovren pun terkejut saat Nishimura menunjuk titik 12 pas sebagai tanda hukuman penalti. Dia dan beberapa rekannya segera mengejar Nishimura yang tetap kukuh pada keputusannya. Tambahan bagi Lovren, dia mendapatkan hadiah kartu kuning.
"Sudah pasti saya marah. Saya ingin menangis sekarang, tapi bagaimana lagi? Saat seorang pemain mendapatkan kartu merah, dia akan absen di dua atau tiga pemain. Saya kira ini sama," ungkap pemain yang masih terikat kontrak dengan Southampton itu.
Menurutnya, laga berlangsung menarik di babak pertama dan awal babak kedua. Kroasia bermain sesuai harapan, mampu menekan brasil meski kalah dalam penguasaan bola. Sayangnya, menurut Lovren, Nishimura mengubah ritme permainan itu dengan keputusan penalti yang janggal.
"Mereka harus menyaksikannya di televisi. Bagaimana seorang wasit seperti itu memimpin laga di Piala Dunia?" tambahnya.
Lovren mengakui, dengan kualitas yang dimiliki skuadnya, Brasil memang pantas menempati posisi favorit. Tapi, hal itu bukannya harus mempengaruhi ofisila pertandingan termasuk wasit dan asisten wasit. "Jika begini, langsung saja kita berikan Piala Dunia pada Brasil," tegasnya.
Bukan kali itu saja para pemain Kroasia mengeruti wasit dan melancarkan proses. Setidaknya, sebelum keputusan penalti nan janggal itu, sudah dua kali kubu Kroasia melancarkan protes di tengah lapangan. Yang pertama ketika Nishimura hanya memberikan kartu kuning pada neymar setelah terlihat menyikut Luka Modric, selanjutnya setelah Nishimura menganulir gol Kroasia di menit ke-52.
"Tiap kontak fifty-fifty selalu berpihak pada Brasil dan saya kira Neymar menyikut Modric. Setelah itu penalti. Kami juga mencetak gol dan dia menganulirnya. Itu memalukan. Saya kira, dia tak layak untuk diberikan kesempatan memimpin pertandingan lagi," tambah Vedran Corluka, duet Lovren di lin pertahanan Kroasia.
Lebih keras diungkapkan pelatih Kroasia Niko Kovac. Dengan bersungut-sungut, dia mengungkapkan Piala Dunia sudah berakhir bagi timnya dengan cara yang buruk.
"Bila itu penalti, sebaiknya kita berhenti bermain sepak bola mulai dari sekarang. Sebagai gantinya, kita bermain basket. Ini sangat memalukan. Semua berbicara tentang respek, tapi Kroasia tak mendapatkan hal itu sama sekali," ucap Kovac
"Bila itu cara memulai Piala Dunia, kami akan mengundurkan diri dan kami pulang sekarang juga," tegas pelatih 42 tahun itu.
Namun, Pelatih Brasil Luiz Felipe Scolari memandang tak ada yang salah dengan keputusan Nishimura. Sebagai pihak yang diuntungkan, dia memang tak mau berpolemik. Tapi, dia tetap menganggap semua tergantung pada penafsiran wasit di lapangan.
"Bagi saya itu adalah penalti, ada hal-hal yang setiap orang menafsirkan berbeda. Ini adalah interpretasi wasit. Saya telah melihat hal itu diulang 10 kali di TV. Keputusan ada pada wasit," kata Scolari seperti dikutip Soccerway. (ady)
BACA JUGA: Capek jadi Super Sub, Hernandez Ingin Keluar dari MU
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hodgson: Welbeck Siap Diturunkan Lawan Italia
Redaktur : Tim Redaksi