jpnn.com - Nissan Motor Co. menarik diri dari pasar Rusia, bergabung dengan daftar perusahaan lain yang sudah lebih dahulu keluar setelah invasi negara tersebut ke Ukraina.
Perusahaan mengatakan akan menjual bisnisnya ke lembaga penelitian yang dikelola negara dan akan mengalami kerugian satu kali sekitar 100 miliar yen (USD 686 juta).
BACA JUGA: Rusia Bombardir Ibu Kota Ukraina, AS Segera Kirim Alat Penangkalnya
Produsen mobil asal Jepang itu mengatakan akan mempertahankan perkiraan pendapatan setahun penuh tidak berubah meskipun mengalami kerugian.
Langkah itu dilakukan setelah perusahaan menghentikan produksi di pabrik St. Petersburg pada Maret, dengan alasan gangguan rantai pasokan setelah perang di Ukraina.
BACA JUGA: Nissan Setop Jual March Setelah 40 Tahun, Kenapa?
Dengan tidak ada tanda-tanda perbaikan yang terlihat, perusahaan memutuskan untuk tidak dapat melanjutkan operasi.
Dengan keputusan tersebut, Nissan bergabung dengan jajaran pembuat mobil saingan lainnya.
BACA JUGA: Produksi Nissan March Disetop, Ada Apa?
Toyota Motor Corp mengatakan bulan lalu bahwa mereka keluar dari Rusia dengan mengakhiri produksi di pabriknya di kota yang sama di barat laut negara itu.
Mazda Motor Corp juga sedang dalam pembicaraan dengan mitra lokal untuk mengakhiri produksi di Rusia.
Nissan telah memproduksi kendaraan sport dan mobil lainnya di pabriknya di St. Petersburg.
Fasilitas pabrik itu telah memproduksi sekitar 45.000 unit pada 2021.
"Karyawan di pabrik Rusia dijamin satu tahun kerja di pemilik baru Central Research and Development Automobile and Engine Institute," demikian pernyataan resmi Nissan, Selasa. (antara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nissan Kicks Terbaru Diklaim Lebih Irit, Sebegini Harganya
Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha