ORLANDO - Chicago Bulls mengukuhkan posisinya di puncak klasemen sementara wilayah timur. Selasa WIB (20/3), mereka menambah keunggulan menjadi tiga game dari Miami Heat yang ada diperingkat kedua. Itu setelah Bulls sukses menekuk tuan rumah Orlando Magic 85-59 di Amway Center.
Kemenangan itu menunjukkan betapa solidnya Bulls. Tanpa bintang utama Derrick Rose yang absen karena cedera punggung, Bulls mampu menampilkan permainan defensive yang memaksa Magic melakukan banyak turnover.
Sejalan dengan playoff yang kian dekat, kondisi itu layak membuat Pelatih Bulls Tom Thibodeau tersenyum lebar. Bagaimana pun, dia butuh Rose bugar untuk babak playoff nanti. Dengan jadwal yang lebih ketat karena lockout sebelum musim bergulir lalu, dia dituntut pintar melakukan rotasi. Kemenangan kemarin, menunjukkan bahwa Thibodeau bisa menyimpan Rose untuk "diledakkan" pada pertandingan-pertandingan yang lebih krusial.
Sepanjang musim ini, sudah 14 kali Rose absen. Rekor Bulls lumayan bagus tanpa MVP musim lalu itu. Sebab, mereka berhasil memenangi sepuluh di antaranya.
Kemenangan kemarin adalah yang terbaik dilakukan Bulls. Sebab, 59 poin yang didulang Magic adalah kemasukan terkecil Bulls dalam musim reguler. Rekor kemasukan terendah Bulls sebelumnya adalah 62 poin yang dibukukan pada 1997.
Thibodeau juga membukukan rekor tersendiri dengan kemenangan itu. Dia menjadi pelatih yang paling cepat membukukan kemenangan ke-100 di NBA. Dia hanya butuh 130 pertandingan untuk membukukan rekor itu. Dia lebih cepat satu pertandingan dengan pemegang rekor sebelumnya yaitu Avery Johnson yang membukukan catatan itu pada 2006.
Carlos Boozer menjadi bintang kemenangan Bulls dengan 24 poin dan 13 rebound. Itu adalah kali ketiga musim ini Boozer mendulang 20 poin atau lebih saat bertemu Magic. Point guard cadangan John Lucas juga tampil hebat dengan menyumbangkan 20 poin. Padahal, dia hanya bermain 21 menit.
"Ini saatnya untuk terbang. Jangan hanya karena saya tidak bisa bermain, kita boleh kalah," kata Lucas menirukan pesan Rose yang selalu mendampingi perjuangan rekan-rekannya dari pingir lapangan sebagaimana dilansir Reuters.
Center Magic Dwight Howard yang pada deadline trade pekan lalu memutuskan untuk tidak pindah klub, tidak mampu berbuat banyak untuk menembus defense Bulls. Dijaga ketat oleh Joakim Noah, Howard hanya bisa membukukan 18 poin dan 12 rebound. Howard juga melakukan 19 turnover.
Tidak hanya Howard yang melakukan banyak kesalahan, pemain Magic lain juga melakukannya. Dan Bulls bisa mengkonversi kesalahan Magic itu menjadi poin. Total, Bulls mencetak 25 poin berawal dari turnover yang dilakukan Magic. Sebaliknya, dari 16 turnover yang dilakukan Bulls, Magic hanya membukukan tujuh poin.
Sepanjang paro kedua pertandingan, Magic hampir selalu tertinggal dua digit. Mereka tidak mampu menemukan momentum untuk bangkit karena terus melakukan turnover. "Ketika satu tim bermain seperti kami malam ini (kemarin WIB, Red), maka tim itu akan mudah dikalahkan seperti kami," kata Pelatih Magic coach Stan Van Gundy. "Saya bertanggung jawab atas hasil ini," tandasnya. (ovi/ang)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rio Berani Lebih Tinggi
Redaktur : Tim Redaksi