jpnn.com, JAKARTA - Ribuan relawan dan pendukung Joko Widodo - KH Ma'ruf Amin menggelar nonton bareng di Rumah Aspirasi, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Minggu (17/3).
Acara nonton bareng ini diawali dengan salawatan dan pengajian oleh kelompok santri, ulama dan habaib.
BACA JUGA: Pilpres Sebulan Lagi, TKN Berkonsolidasi dengan Kada dari Parpol Pengusung Jokowi
BACA JUGA : Debat Cawapres: Sandiaga Uno Janji Sejahterakan Guru Honorer
Sekretaris TKN Jokowi - Ma'ruf, Hasto Kristiyanto mengatakan, dalam acara ini dilakukan khataman alquran sebagai bentuk dukungan kepada Ma'ruf yang menjalani debat kandidat di Hotel Sultan, Jakarta.
BACA JUGA: Sandi Pamer Program Rumah Siap Kerja dan OK OCE di Debat Cawapres 2019
"Ini dukungan secara spiritual dan dukungan moral kepada KH Ma'ruf Amin dan seluruh persiapan dilakukan dengan baik mengingat keseriusan KH Ma'ruf Amin untuk menggunakan debat ini sebagai panggung politik bagi rakyat dengan menggunakan visi-misi," kata Hasto.
BACA JUGA : Anak Ma'ruf Amin Optimistis Ayahnya Lebih Baik dari Sandi di Debat Cawapres
BACA JUGA: Ucapkan Selamat Ultah ke Kiai Maruf, Sandi Lantas Beber Keluhan Rakyat
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan ini meyakini KH Ma'ruf sosok yang selama ini sudah mendengar aspirasi rakyat. Oleh karena itu, debat ini adalah representasi rakyat yang ada dalam diri KH Ma'ruf.
Dalam acara ini, mayoritas pendukung mengenakan sarung dan peci. Hasto pun mengenakan sarung dan peci dalam kesempatan ini. Menurut Hasto, acara nonton bareng ini juga digelar Festival Kain Nusantara. Semua pendkung, bebas menggunakan sarung pilihannya sesuai dengan kedaeragannya.
"Kita bisa bayangkan nanti di PBB, Pak Jokowi dan Ma'ruf Amin menyampaikan pandangan-pandangan politik internasional untuk perdamaian dunia yang berdasarkan Pancasila. Itu mencerminkan keindonesiaan kita. Jadi kita rayakan bersama debat ini dengan bersama-sama mempopulerkan sarung KH Ma'ruf Amin," kata dia.
BACA JUGA : Habib Aboe Yakin Debat Cawapres Malam Ini Banyak Kejutan
Hasto menjelaskan bahwa Jokowi - KH Ma'ruf adalah representasi nasionalis-religius. Dan hal ini membawa semangat Proklamator RI Bung Karno yang merumuskan Pancasila dan UUD bersama ulama dan religius.
"Untuk itu, inilah keindonesiaan kita. Jadi kami menampilkan kebudayaan kita yang mau tidak mau, suka tidak suka, seluruh tradisi keindonesiaan itu. Maka itu kepemimpinan yang menyatukan perpaduan antara umara dan ulama, ulama dan umara," tandas Hasto. (tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Debat Cawapres: Sandiaga Uno Janji Sejahterakan Guru Honorer
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga