Nomor Dua

Oleh: Dahlan Iskan

Kamis, 15 Februari 2024 – 07:31 WIB
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - SAYA percaya dengan penilaian Prof Dr Jimly Asshiddiqie: pencalonan Gibran sebagai wakil presiden tidak direncanakan sejak awal.

Ini seperti takdir. Akhirnya Gibran Rakabuming Raka benar-benar terpilih sebagai wakil presiden di Pemilu Rabu kemarin.

BACA JUGA: Pertama Coblos

Pasangan Prabowo-Gibran menang telak: hampir 60 persen.

Itulah bagian dari takdir Gibran: usia 36 tahun terpilih sebagai wakil presiden.

BACA JUGA: Tunggakan Bansos

Orang pun mulai bicara: Gibranlah presiden Indonesia lima tahun mendatang.

Lalu lima tahun berikutnya lagi. Saat berhenti sebagai presiden 15 tahun yang akan datang usianya masih 51 tahun.

BACA JUGA: Ujung Lorong

Saat itu nanti usia Anies Baswedan 70 tahun. Sebegitu juga usia Ganjar Pranowo.

Di luar dugaan. Pasangan Anies-Muhaimin Iskandar hanya menang di Aceh dan Sumbar. Di Jakarta masih imbang. Demikian juga di Riau.

Yang juga mengejutkan adalah hasil pasangan Ganjar-Mahfud MD: hanya sekitar 17 persen. Kalah jauh dari Anies yang sekitar 26 persen.

Jateng dan Bali pun jebol: untuk Pilpres. Taetpi perolehan suara PDI-Perjuangan masih tetap jaya di dua basisnya itu. Ini pertanda mereka yang cinta PDI Perjuangan belum tentu memilih Ganjar-Mahfud.

Bisa juga: caleg-caleg PDI Perjuangan lebih fokus pada nasib mereka sendiri di DPR.

Yang kelihatan meleset adalah PSI: bisa tidak lolos ambang batas parlemen.

Jelas sekali penyebabnya: saat putra kedua Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, menjadi ketua umum PSI, Pemilu sudah di depan mata.

PSI sudah menetapkan calon-calon anggota DPR-nya. Caleg-caleg yang kurang punya daya tarik tidak bisa diganti.

Awalnya, kata Jimly di podcast-nya Wahyu Muryadi, Jokowi ingin Prabowo berpasangan dengan Ganjar. Keduanya sering diajak ke sawah.

Akan tetapi Megawati tiba-tiba mengumumkan Ganjar sebagai capres. PDI Perjuangan, kan, pemenang Pemilu, masak hanya di posisi Cawapres.

Setelah Ganjar jadi capres, semua partai anggota koalisi pemerintah mengincar posisi cawapres. Golkar mengajukan Airlangga Hartarto, ketumnya.

PAN mengajukan Erick Tohir. Demokrat mengajukan AHY. PKB mengajukan Muhaimin. Koalisi terancam pecah. Sudah pecah kecil: Muhaimin ke Anies.

Mulailah dicari cawapres alternatif. Yang bisa membuat semua partai bersatu kembali: disebutlah nama Gibran.

Berhasil. Bagian dari nasib baik anak pertama Presiden Jokowi.

Pemilu sudah berlalu. Tentu masih akan ada perlawanan hukum dan politik. Tetapi selisih perolehan suara yang begitu besar apakah masih perlu dipersoalkan.

Bila suara Anies dan Ganjar digabung pun belum menyamai perolehan Prabowo-Gibran.

Indonesia perlu move on. Waktunya Indonesia mulai kerja lagi.

Sisi baik dari terpilihnya Prabowo-Gibran adalah: kita tidak perlu melewati masa yang disebut mayat berjalan.

Prabowo-Gibran baru akan dilantik lebih enam bulan lagi. Selama penantian itu pemerintah yang sekarang tetap bisa kerja keras.

Bayangkan kalau yang terpilih Anies atau Ganjar, maka pemerintah seperti mayat yang berjalan.

Prabowo sendiri tampil sejuk tadi malam. Baju kotak-kotak biru mudanya terlihat sederhana.

Demikian juga Gibran. Dengan baju yang sama. Tanpa dikancing. Kaus dalam warna hitamnya mencerminkan penampilan mudanya.

Acara tadi malam itu meriah. Di Istora Senayan. Penuh. Meriah. Bukan perayaan kemenangan tetapi meriah.

Prabowo menyebut nama-nama tokoh yang hadir. Termasuk menyebut nama mantan istrinya: Titiek Soeharto.

Saat nama Titiek disebut, ruang Istora gemuruh. Riuh. Riuh dengan sorakan. Teriakan. Mereka memberi semangat agar keduanya rujuk kembali. Tidak henti-hentinya.

Prabowo tampak berseri. Titiek tampak berdiri, melambaikan kedua tangan kepada mereka. Bahkan, akhirnya kedua tangan itu seperti membentuk doa agar permintaan massa itu dikabulkan Tuhan.

Prabowo memang tetap menduda. Pun ketika sudah 25 tahun bercerai. Demikian juga Titiek. Tidak kawin lagi.

Keduanya memang bercerai bukan karena saling sakit hati. Atau karena PIL dan WIL. Itu adalah perceraian politik.

Semoga politik juga yang menyatukan mereka kembali. Toh, hubungan keduanya tidak pernah jauh. Titiek masih sering terlihat di rumah Prabowo Subianto.

Pemilu sudah berlalu. Memang belum ada ucapan selamat dari Anies maupun Ganjar. Setidaknya tidak ada klaim kemenangan dari mereka. (*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lorong Gelap


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler