Nonton Pesta Kembang Api, 61 Bocah Tewas Terinjak

Perayaan Tahun Baru Juga Bawa Korban di Italia dan Filipina

Rabu, 02 Januari 2013 – 05:12 WIB
ABIDJAN – Di tengah kegembiraan menyambut pergantian tahun di berbagai belahan dunia, tragedi justru terjadi di sejumlah negara. Perayaan tahun baru justru berbuntut duka dan membawa maut di Pantai Gading. Sedikitnya, 61 orang tewas dan ratusan lain terluka akibat terinjak-injak kerumunan massa yang tengah asyik menonton pesta kembang api di Abidjan Senin malam lalu (31/12).

’’Berdasar pemeriksaan awal, 60 orang tewas dan 200 lainnya terluka,’’ kata Letnan Kolonel Issa Sako, kepala tim penyelamat dari militer Pantai Gading, kepada televisi nasional. Tetapi, seorang petugas lain menuturkan kepada Agence France-Presse bahwa korban tewas berjumlah 61 orang.

Menurut kantor berita pemerintah Pantai Gading, korban tewas maupun luka itu terdiri dari anak-anak umur delapan hingga 15 tahun. Para korban, terutama yang luka, segera dilarikan ke sejumlah rumah sakit di Abidjan, ibu kota Pantai Gading.

Tragedi itu terjadi ketika warga berduyun-duyun mendatangi stadion utama di ibu kota negeri di barat Afrika tersebut untuk menyaksikan pesta kembang api guna menyambut datangnya tahun baru. Massa pun berdesak-desakan saat akan memasuki gerbang stadion. ’’Saat itulah, banyak warga yang terjatuh dan terinjak-injak hingga tewas,’’ tutur Sako.

Polisi dan tentara sebetulnya disiagakan untuk mengamankan pesta tersebut. Tetapi, jatuhnya korban jiwa tetap tak bisa dihindarkan.

Lewat tayangan televisi RTI, terlihat jenazah para korban tergeletak di sekitar lokasi stadion. Tumpukan sepatu dan pakaian milik para korban juga tampak di sekitar stadion. Hingga kemarin pakaian, sepatu, dan alas kaki lain tetap dibiarkan di lokasi.

Sementara itu, ledakan kembang api menewaskan dua orang dan 361 terluka dalam perayaan tahun baru yang berubah menjadi momen mengerikan di Italia. Padahal, pemerintah telah gencar mengampanyekan agar warga Italia melewati pergantian tahun dengan mengurangi pesta.

Korban pertama adalah seorang pria 49 tahun yang terkena petasan roket tepat pada wajahnya. Seorang korban lainnya adalah pria 51 tahun pemilik rumah makan. Dia tewas ketika sebuah petasan meledak di dekat kepalanya. Saat itu, dia coba menyulut petasan hanya beberapa saat menjelang tengah malam.

Dua peristiwa tersebut terjadi di Campania, selatan Italia. Di kawasan itu, petasan maupun kembang api berkekuatan besar mudah didapat meski secara ilegal. Penggunaan kembang api sangat populer di kalangan penduduk Campania.
Pada malam tahun baru, sebuah mobil yang berisi penuh petasan ilegal meledak di Naples. Akibatnya, dua orang remaja di dalam mobil itu terluka.

Meski begitu, jumlah korban perayaan tahun baru di Italia kali ini sedikit menurun dibandingkan tahun lalu. Saat itu, dua orang tewas dan 561 terluka akibat kembang api.

’’Insiden ini menggarisbawahi bahwa kasus paling serius terkait dengan penggunaan kembang api secara ilegal tanpa pertimbangan mendalam,’’ terang jubir kepolisian Italia.

Pesta tahun baru terbesar di Italia dilaksanakan di Roma. Sekitar 300 ribu orang memenuhi Colosseum untuk menonton konser. Di Venesia, 70 ribu orang memadati Mark’s Square dengan mengenakan pakaian putih dan topeng dalam pesta All White.

Perayaan tahun baru juga membawa korban di Filipina. Perayaan dengan tembakan salvo merenggut nyawa seorang bocah berusia empat tahun. Selain itu, lebih dari 400 orang terluka akibat kembang api.

Peluru menembus punggung bocah tersebut saat bermain di luar rumahnya di Distrik Mandaluyong, pinggiran Manila. Polisi masih mencari sang pemilik senjata. Namun, penyelidikan bisa memakan waktu karena di Filipina senjata api ilegal beredar luas. (AFP/CNN/cak/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Evo Morales Nasionalisasi Perusahaan Listrik Swasta

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler