Nonton TV, Tak Sadar Golok Nempel di Leher

Senin, 09 April 2012 – 08:24 WIB

TASIK – Perampokan yang terjadi di Poltekes Keperawatan Gigi, Tamansari Kota Tasikmalaya Jumat (5/4) dini hari, masih menyisakan trauma bagi Deni Irawan (28) dan Juhanda (47). Dua satpam yang saat kejadian itu sedang piket, masih ingat betul bagaimana mereka disekap perampok dengan ancaman golok.

Kemarin kepada Radar Tasikmalaya (Grup JPNN), Deni mengaku ia dan rekannya, Juhanda (47) tak bisa berkutik saat kaki dan tangannya diikat perampok. Mulut dan mata kedua petugas keamanan itu juga dibungkam menggunakan lakban warna hitam yang dililitkan.

Menurut Deni, pelaku diperkirakan lebih dari lima orang. Saat kejadian, dirinya tengah nonton televisi di ruang satpam dekat pintu masuk sebelah kanan. Kala itu dia tengah tiduran di kursi dengan posisi kaki diselonjorkan ke depan.

Tiba-tiba ada yang menempelkan golok ke depan lehernya dari belakang. Seketika mulut dan matanya juga ditutup menggunakan lakban. Sedangkan kedua tangannya diikatkan pada pegangan kursi. Tak ketinggalan kakinya juga diikat menggunakan tali plastik warna hijau. “Saya tidak sempat berteriak,” katanya kepada Radar saat ditemui di tempat kerjanya.

Diduga, kata Deni, ada satu orang pelaku yang menjaga dirinya yang tak berdaya itu di pos satpam. Itu diketahui setiap dia bergerak, ada yang memukul tangannya. Namun saat itu dia tidak sempat mendengar ada orang berbicara. Suasana malam itu, kata dia, benar-benar sepi.

Usai melumpuhkan Deni, sebagian pelaku kemudian masuk ke ruang tunggu yang saat itu dijaga Juhanda. Juhanda ketika itu juga tengah nonton televisi sambil tiduran di atas kursi. Saking asiknya nonton televisi, Juhanda mengaku tidak sadar dirinya didatangi 4 orang perampok dari 2 arah berbeda. Dua di antaranya muncul dari pintu depan dengan membawa senjata tajam. Sedangkan dua orang lagi masuk melalui pintu belakang dengan membawa lakban.

Lanjut Juhanda, saat perampok itu masuk, salah seoranng di antaranya menempelkan golok ke leher. Lalu dari arah berlawanan (pintu belakang) masuk dua orang lagi dan langsung menutup matanya. Dia sendiri mengaku tidak sempat melihat jelas raut muka para pelaku karena matanya langsung ditutup menggunakan lakban.

Kedua tangan Juhanda juga diikat pada pegangan kursi yang berada di atas kepalanya. Sedangkan kaki, juga diikatkan pada pegangan kursi sebelahnya lagi. Saat diikat Juhanda tengah dalam posisi tidur menyamping menghadap televisi.

Setelah situasi dirasa aman, pelaku kemudian mengacak-ngacak 5 ruangan untuk mencari brankas uang. Ruangan tersebut yakni gudang, ruang dosen, bagian tata usaha, administrasi umum, dan ruang kepala jurusan. Hal itu menurut Juhanda dibuktikan dengan adanya bekas congkelan pada semua pintu ruangan tersebut. Akhirnya para pelaku menemukan brankas berisi uang Rp 5 juta di ruang kepala jurusan. Brankas tersebut berada di dalam sebuah lemari bersama 2 brankas kecil lainnya yang kosong. 

Diperkirakan aksi perampokan berlangsung selama kurang lebih 30 menit. Setelah mendapatkan uang Rp 5 juta, para pelaku kemudian pergi.

Juhanda menduga pelaku masuk Poltekes lewat pagar sebelah barat. Itu terlihat dari adanya beberapa bekas kaki di tembok pagar dan rumput. “Mungkin mereka mengendap-ngendap mendekati pos satpam,” paparnya.

Siangnya, kata dia, seorang pedagang mi ayam yang biasa mangkal di depan Poltekes menemukan satu gulung lakban warna hitam di selokan halaman Poltekes. Diduga itu sisa lakban yang digunakan untuk menutup mulut dan mata dua satpam. Kini lakban tersebut diamankan pihak Poltekes.

Juhanda mengaku heran para pelaku tidak ada yang mengambil barang-barang elektronik seperti layar monitor LCD dan infokus yang ada di tiap ruangan. Mereka hanya mencari uang. “Semua ruangan itu diacak-acak untuk mengambil uang. Padahal monitor semua banyak, pintunya juga tidak dikunci,” pungkasnya. (pee)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lagi, Perampok Bersenpi Satroni Alfamart


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler