Novel Baswedan Dikabarkan Gagal Tes Wawasan Kebangsaan, Haris Azhar Meradang

Senin, 10 Mei 2021 – 08:26 WIB
Advokat yang juga pegiat hak asasi manusia (HAM) Haris Azhar. Foto: YouTube/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Aktivis HAM yang juga pendiri Lokataru Foundation Haris Azhar ikut berkomentar atas pelaksanaan asesmen tes wawasan kebangsaan (TWK) pegawai KPK untuk alih status menjadi aparatur sipil negara (ASN).

Kabar yang beredar, penyidik senior KPK Novel Baswedan dan puluhan nama lainnya dinyatakan tidak lulus.

BACA JUGA: Novel Baswedan Jangan Merasa sebagai Orang Terbaik di KPK

Menurut Haris, mereka yang membuat asesmen TWK kepada para pegawai KPK, justru bermasalah wawasan kebangsaannya.

Haris menilai, tes inisengaja dijadikan alat untuk menyingkirkan orang-orang yang kredibilitas dan pengabdiannya memberantas korupsi tidak perlu diragukan.

BACA JUGA: Mobil Dikendarai Serda Nurhadi Dikerubuti Debt Collector, Kodam Jaya Langsung Bereaksi

"Jadi bukan Novel Baswedan, Giri atau Yudi Purnomo dan 75 orang ini yang bermasalah. Justru mereka yang bikin tes ini masalahnya. Mereka punya agenda sendiri," kata Haris Azhar di kanal YouTube Realita TV, Sabtu (8/5).

Dikatakannya, tes ini hanya akal-akalan untuk menyingkirkan orang-orang yang selama ini mewarnai KPK, yaitu Novel Baswedan, Yudi Purnomo dan beberapa pegawai lain yang berjuang memberantas koruptor kakap. 

BACA JUGA: Pengumuman Penting dari KPK untuk Seluruh Rakyat Indonesia

"Mereka itu disingkirkan atas nama tes wawasan kebangsaan. Apa tujuannya?," ujarnya. 

"Ini jangan-jangan mereka sebenarnya mau menyebut teroris, Taliban, kelompok radikal tetapi enggak mau diomongkan saja," ujar Mantan Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) itu.

Haris juga menyebutkan, KPK juga menghadapi masalah besar di level pimpinan. Harusnya lembaga sebesar itu dipimpin oleh seseorang yang memiliki pikiran dan hati yang luas. 

Kalau memang ada kesalahan, kata dia, sebutkan kesalahannya apa dan rujukan untuk mengatakan kesalahan itu apa.

"Bukan tiba-tiba melakukan tes wawasan kebangsaan dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak berhubungan dengan tugas KPK," tegasnya. 

Dia menambahkan, soal salat subuh pakai doa qunut itu bukan ranahnya KPK tetapi personal. Karenanya, Haris kembali mengeklaim mereka yang ingin menyingkirkan 75 pegawai KPK itu justru berlawanan dengan nilai-nilai kebangsaan dan tujuan dibentuknya NKRI.

"Mereka yang tidak lulus asesmen itu berusaha maksimal menjaga nilai-nilai KPK memberantas korupsi agar keadilan dan kesejahteraan masyarakat terwujud," pungkasnya. (esy/jpnn)

 

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler