MANILA - Proses evakuasi terhadap korban badai tropis Washi di selatan Filipina hingga kemarin (19/12) terus berlangsungBadan Penanggulangan Bencana (BPB) Filipina bekerja ekstrakeras untuk mendistribusikan kantong jenazah, air bersih, dan obat-obatan ke sejumlah lokasi penampungan yang disesaki para pengungsi
BACA JUGA: Syria Teken Proposal Liga Arab
Sebagian lainnya dilaporkan menggali kuburan masal untuk memakamkan ratusan korban jiwa akibat banjir bandang dan longsor yang dipicu badai Washi akhir pekan lalu
BACA JUGA: Bentrok di Kairo Belum Reda di Kairo, 1 Tewas
Data tersebut jauh berbeda dengan laporan resmi Palang Merah yang menyebut bahwa korban tewas telah mencapai 652 orang dan 808 lainnya hilang.Yang jelas, korban jiwa kali ini melampaui angka korban tewas terbesar dalam musibah serupa pada 2009, yakni sekitar 450 orang
Badai tropis Washi yang menerpa pesisir pantai di wilayah selatan Mindanao, Filipina, ketika mayoritas warga terlelap tidur akhir pekan lalu, mengakibatkan gelombang lumpur dan banjir bandang
BACA JUGA: Militer Korsel dan Jepang Siaga Satu
Bencana itu menyeret rumah-rumah penduduk ke lautan.Sejumlah stasiun radio dan kantor pemerintah lokal pun kemarin dibanjiri komplain dari korban selamat agar jenazah para korban segera dikuburkanMereka pun mendesak agar upaya pencarian keluarga mereka yang hilang terus dilakukan.
"Saran saya, agar wabah penyakit tidak menyebar, segera kuburkan korban tewas secara masalIni akan menjadi wewenang khusus dari pemerintah daerah dan departemen kesehatan," tutur Kepala BPB Filipina Benito Ramos lewat radio"Dari helikopter, kami melihat empat jalur sungai utama, semua rumah di sepanjang sungai rusak total," tambahnya.
Josephine Dalangin, seorang warga Kota Cagayan de Oro, mengisahkan bahwa bersama istri dan tiga warga lain, termasuk seorang bocah, dirinya berhasil bertahan hidup dengan bergantung pada dahan pohon selama 11-12 jamMereka terapung di laut sebelum diselamatkan oleh sebuah kapal yang sedang lewat.
"Saya tidak bisa merasakan lapar dan hausSaya hanya berdoa kepada Tuhan agar hujan, angin, dan ombak segera berhenti," kisahnya..
Di Cagayan de Oro dan Iligan, dua kota lokasi yang rusak terparah akibat bencana, sejumlah termpat pengungsian mulai sesak oleh wargaBahkan, jumlah pengungsi telah melebihi kapasitas yang tersediaAkibatnya, sejumlah gereja dialihfungsikan sebagai tempat pengungsian sementaraSelain itu, persediaan peti jenazah juga habis
Sementara itu, beredar berita bahwa Presiden Filipina Benigno Aquino III justru sedang berpesta dengan sejumlah selebriti muda dari negara tersebut di tengah situasi duka warganya akibat badai WashiTetapi, kabar tersebut langsung dibantah oleh Istana Malacanang atau istana kepresidenan Filipina.
Noynoy, panggilan akrab Benigno Aquino III, membantah bahwa dirinya berpesta ketika bencana tersebut terjadiApalagi, ribuan warga berkabung akibat kehilangan ratusan keluarga mereka Istana Malacanang mengungkapkan bahwa Presiden Aquino mengadakan pesta tradisional peringatan Hari Natal bersama personel pasukan elite di kediamannya pada Minggu lalu (18/12)Bukan pesta mewah dengan para selebriti.
Tetapi, pesta tersebut langsung dihentikan untuk sejenak sebagai bentuk bela sungkawa terhadap para korban"Presiden menghentikan aktivitas sekitar 30 menitTetapi, beliau kemudian tidak (kembali) lagi ke panggungTidak bernyanyi dan tidak berdansaTidak ada pesta (kecuali acara perayaan Natal)," ujar Komandan Pasukan Pengamanan Presiden Kolonel Ramon Dizon dalam pernyataan resmi(RTR/AFP/cak/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harus Ubah Konsepsi Junche
Redaktur : Tim Redaksi