NTB Zona Merah, Tak Hanya Tiga Janda Masuk Jaringan Santoso

Selasa, 05 Januari 2016 – 07:35 WIB
Kabidhumas Polda NTB AKBP Tribudi Pangastuti. FOTO: Lombok Pos/JPNN.com

jpnn.com - MATARAM – Jaringan teroris Poso yang dikomandoi Santoso erat kaitannya dengan Bima. Beberapa warga asal Bima telah bergabung dengan kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Baru-baru ini, Polda Sulawesi Tengah mengidentifikasi tiga janda teroris asal Bima masuk dalam jaringan Santoso. Namun Polda NTB baru mendeteksi satu orang saja. Yakni Umi asal Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima.

BACA JUGA: Gak Tahan, Tukang Nasi Megono Remas Anunya Gadis Penjaga Swalayan

“Kemungkinan adanya jaringan Santoso di Bima masih kami telusuri. Apakah memang ada atau tidak jaringan Poso bersembunyi di Bima,” kata Kabidhumas Polda NTB AKBP Tribudi Pangastuti, kemarin.

Untuk mengungkap keberadaan Jaringan Santoso, Polda NTB telah berkoodinasi dengan tukang tangkap teroris, Densus 88 Antiteror. Bahkan, mereka telah meminta bantuan BNPT dan Kominda untuk memburu embrionya di Bima.

BACA JUGA: Nekat! Si Cewek Bunuh Diri di Kamar Pacar

“Kami belum bisa menduga-duga, apakah ada atau tidak. Makanya kami minta bantuan Densus untuk melacak keberadaan jaringan teroris Santoso,” kata Tribudi seperti dilansir Harian Lombok Pos (Grup JPNN.com), Selasa (5/1).

Terkait keterlibatan tiga janda teroris yang gabung kelompok Santoso, Tribudi mengaku, dua orang belum terdeteksi. Pihaknya baru mengetahui identitas satu orang saja.

BACA JUGA: SIMAK! Begini Modus Empat Pegawai Lion Air Bobol Tas Penumpang

“Baru satu orang saja. Janda Basri itu biasa dipanggil Umi. Lengkapnya kami belum tahu,” katanya.

Sementara, dua orang lainnya masih dalam proses penelusuran. Tribudi mengaku, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polda Sulteng dan Densus. Mereka hanya memberikan identitas saja tanpa disertai dengan foto tiga orang tersebut.

“Untuk menelusuri asal usul tiga orang itu, kami bermodalkan identitas saja,” bebernya.

Apakah ada fasilitator yang menghubungkan tiga orang tersebut dengan jaringan Santoso? Ia menegaskan, pihaknya belum mendapat informasi perekrut tiga wanita asal Bima itu. Kendati demikian, Ditreskrimum Polda NTB akan melakukan penyelidikan siapa perantara yang membawa tiga orang ke markas kelompok Santoso.

“Yang fasilitas tiga orang itu masih kami telusuri. Kita koordinasi dengan Polda Sulteng, siapa yang membawa mereka ke sana (Poso). Sebab, salah satu dari tiga orang itu hanya pamit pada keluarganya ingin ke Jawa,” kata dia.

Lebih lanjut, ia mengatakan, kemungkinan adanya jaringan teroris di Bima tetap diwaspadai. Sebab, Bima rentan disusupi jaringan teroris. Terlebih lagi, Bima ini termasuk daerah yang dianggap tempat persembunyian sekaligus perekrutan teroris.

“NTB ini masuk zona rawan (teroris), khususnya di Bima dan Dompu. Pak Kapolda berkali-kali sudah sampaikan,” ungkap dia.

Guna mengantisipasi melebarnya sayap-sayap jaringan Santoso di Bima, Polda NTB telah memerintahkan Polres setempat untuk tetap siaga. Menurut Tribudi, pimpinan meminta aparat setempat agar rutin melakukan kegiatan seperti razia, patroli, dan sosialisasi pada masyarakat.

“Untuk mewaspadai jaringan teroris masuk Bima, kami gelar patroli, razia, sosialiasi, dan mengajak masyarakat memberantas teroris,” katanya.(jlo/fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Empat Pegawai Lion Air Pembobol Barang Penumpang Ngaku Baru Setahun Beraksi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler