NU Anggap Ajaran Wahabi Tidak Cocok di Indonesia

Senin, 06 Februari 2012 – 01:31 WIB

BATAM - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siraj menyatakan bahwa ajaran Salafi Wahabi tidak cocok dengan tradisi dan budaya Islam di Indonesia. Sebab aliran ini mengajarkan kekerasan dan intoleransi.

Hal ini disampaikan Said AqAqilil dalam acara bedah buku Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi: Mereka Membunuh Semuanya, Termasuk Para Ulama yang digelar GP Ansor di Kampus Politeknik Batam, Minggu (5/2). "Wahabi mengajarkan ektrimisme dan kekerasan. Ajaran ini selangkah menuju terorisme," kata Aqil.

Menurutnya, Islam merupakan agama yang terintegrasi dengan tradisi dan budaya santun dan cinta damai. Sehingga Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan, apalagi mengajarkan jalan jihad melalui aksi terorisme.

Dia mengisahkan, dalam sejarah Nabi Muhammad SAW tidak pernah ada perintah menghancurkan berhala. Bahkan Nabi sering sedih ketika mendengar kabar kaum agama lain mengalami kekalahan dalam perang. Atau ketika umat Yahudi mengatakan Yesus merupakan anak haram. "Sehingga kalau saat ini ada kelompok-kelompok yang menggunakan cara-cara kekerasan berarti mereka tidak sedang menjalankan ajaran Islam," katanya.

Aqil memang tidak mengatakan aliran Wahabi sesat. Namun dia mengecam sikap aliran Wahabi yang mengharamkan tahlilan dan amalan-amalan dengan bertawasul kepada Nabi Muhammad.

"Silahkan berwahabi, silahkan melarang tahlilan. Tapi jangan di Batam atau di Indonesia. Silahkan pergi ke Afganistan, Pakistan dan negara lainnya," kata Aqil.

Meski begitu Aqil menilai aliran Wahabi cukup berbahaya dan mengancam kelangsungan hidup Islam. Sebab aliran ini banyak menjalakan amalan-amalan yang justru tidak sejalan dengan ajaran Islam.

"Kalau Islam tetap toleran, maka Islam akan hidup selamanya. Tapi kalau mengedepankan ajaran-ajaran yang ekstrim dan kekerasan, sebentar lagi Islam bisa bubar," katanya.

Sebelumnya, buku "Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi: Mereka Membunuh Semuanya" mendapat kritik dari berbagai kalangan. Buku karangan Syaikh Idahram ini dituding membela Syi"ah yang dianggap sesat. Selain itu buku ini juga dinilai mengajarkan rasisme dan menebar provokasi kebencian dan permusuhan sesama Muslim. (par/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisruh Demokrat, SBY Akan Bicara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler