NU Perlu Kekuatan Membendung Kelompok Radikal, Jangan Sampai Lelah

Rabu, 06 Oktober 2021 – 21:32 WIB
Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (Uinsa) Surabaya Masdar Hilmy. Foto: Dok. Pribadi Masdar

jpnn.com, SURABAYA - Tantangan Indonesia dan Nahdlatul Ulama (NU) ke depan makin berat di tengah merebaknya berbagai ideologi radikal yang masif masuk ke generasi pemuda islam. 

Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (Uinsa) Surabaya Masdar Hilmy mengatakan NU dengan Islam Wasathiyah-nya perlu menjadi kekuatan membendung kelompok-kelompok radikal. 

Menurut dia, sudah saatnya NU melakukan eksportasi model keberagamaan wasathiyah ke belahan dunia Muslim lainnya untuk mewujudkan Islam rahmatan lil alamin. 

"NU harus mendunia, menjadi kekuatan global berperan membendung kelompok radikal. Baik atas nama agama atau sekulerisme," kata Masdar, Rabu (6/10).

Dokter lulusan University of Melbourne Australia itu menyebut bahwa NU merupakan tulang punggung negara. Hal itu harus dijaga dengan cara mengelola sumber daya yang ada dengan baik dan melakukan regenerasi. 

"Jangan sampai NU ini lelah. Proses regenerasi harus terwujud secara rasional, bermartabat, dan berkesinambungan,” ucap dia. 

Saat ini NU punya SDM melimpah menguasai tradisi keilmuan pesantren. Namun, juga banyak kader-kader yang lulus dari perguruan tinggi bergengsi dari dalam mau pun luar negeri. 

"NU butuh menjaga soliditas kadernya sekaligus mengonsolidasikan mereka menjadi satu gerakan bersama," tutur dia. 

Masdar melihat bahwa NU sudah menunjukkan perannya untuk bangsa. Di antaranya melakukan counter terhadap upaya kelompok pemuja hoaks dan hate speech. 

"Kader-kader Ansor, PMII, IPNU, Fatayat, dan semua banom-banom NU yang lain bergerak aktif membendung kejahatan siber," tandas Masdar. (mcr12/jpnn) 

BACA JUGA: Ditanya Kesiapan Maju di Muktamar NU Lampung, Begini Kalimat Kiai Said


Redaktur : Natalia
Reporter : Arry Saputra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler