jpnn.com - JAKARTA - Ketua DPR RI, Setya Novanto minta semua pihak ikut mendukung Nurhayati Ali Assegaf yang saat ini mencalonkan diri untuk menjadi President of the Inter-Parliementary Union (IPU) periode 2014-2017, yang akan berlangsung di Jenewa Swiss, 16 Oktober mendatang.
"Posisi Nurhayati Ali Assegaf saat ini sudah resmi menjadi calon Presiden IPU bersama tiga calon lainnya dari Australia, Maladewa dan Bangladesh. Dari empat calon tersebut, hanya Indonesia yang mengajukan calon Presiden IPU perempuan. Karena itu saya minta semua pihak, termasuk pemerintah mendorong pencalonan Nurhayati Ali Assegaf," kata Setya Novanto, di press room DPR, Senayan Jakarta, Kamis (9/10).
BACA JUGA: Rahmawati Heran KPK dan Kejagung Diamkan Kasus Jokowi
Menurut Setya, pentingnya Indonesia mendukung Nurhayati untuk jadi Presiden IPU agar eksistensi parlemen Indonesia di masa datang bisa lebih maksimal dalam mempengaruhi berbagai kebijakan parlemen dunia.
"Selaku pimpinan DPR, saya malah sudah hubungi Duta Besar RI di Jenewa agar ikut menggalang dukungan masyarakat internasional untuk Nurhayati. Dubes kita di Jenewa sudah jadi tim sukses," ujar politisi Partai Golkar itu.
BACA JUGA: Jero Bantah Keluhkan Jatah Rp 120 Juta Per Bulan
Selain itu lanjutnya, DPR juga melakukan lobi ke negara-negara Asean, Asia Pasifik bahkan Asia untuk mendukung Indonesia merebut posisi Presiden IPU.
Mengenai kapasitas Nurhayati untuk jadi orang pertama di IPU, Setya menegaskan tidak perlu diragukan lagi. "Faktanya, beliau lolos sebagai calon bersama tiga kandidat lainnya. Syaratnya untuk bisa lolos sebagai calon sangat banyak dan kreterianya internasional. Itu sudah dipenuhi Nurhayati Ali Assegaf," imbuhnya.
BACA JUGA: Jero Wacik Diperiksa KPK, Ditanya Juga Biaya Kos Anaknya
Terakhir dikatakannya, Indonesia berkepentingan untuk eksis di IPU karena beberapa alasan antara lain tercatat sebagai tiga negara demokrasi terbesar di dunia, di samping terbanyak penduduknya beragama Islam dan masuk sebagai negara-negara G-20.
"Jadi, organisasi pemerintahan dunia itu namanya PBB sedangkan organisasi parlemen dunia itu IPU. Jadi Indonesia berkepentingan merebutnya," pungkasnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nazaruddin: Mas Ibas Banyak Main Proyek
Redaktur : Tim Redaksi