"Ada satu hal yang saya lihat dari ke 14 calon anggota KPU yang telah di Fit and Proper Test yang merupakan kesamaan mereka, yakni menjatuhkan pilihan untuk menyalahkan KPU yang ada saat ini. Bagi mereka KPU saat ini tidak 'becus' menyelenggarakan Pemilu," kata Nurul di Jakarta, Rabu (21/3).
Karena itu, menurut Nurul para kandidat komisioner KPU ini harus mampu menunjukan kualitas bahwa mereka lebih baik dari yang ada saat ini. Kesamaan pandangan dalam menyalahkan KPU saat ini, imbuh dia, menunjukan adanya ketidakberesan dari penyelenggara Pemilu. Meskipun mereka yang menyalahkan itu adalah merupakan penyelenggara Pemilu di provinsi dan kabupaten/kota.
"Hingga saya bertanya-tanya, sedemikian parahkah 'dosa politik' KPU Pusat saat ini hingga KPU di bawahnya juga ikut menyalahkan, seperti Ketua KPU Jabar, KPU DKI, KPU Bandung, dan sebagainya," ungkap Nurul.
Dijelaskan, meskipun pertanyaan anggota beragam, namun yang paling dominan dari semua pernyataan dan pertanyaan anggota adalah seputar integritas, kejujuran dan independensi.
Meskipun persoalan kompetensi sudah dituntaskan oleh Tim Seleksi (Timsel), tetapi masih ada beberapa anggota Komisi II yang menyisir ulang kompetensi.
"Dari sejumlah jawaban dan konfirmasi, ada yang menjawab dengan baik, tetapi ada juga sejumlah nama yang bisa diperkirakan memiliki persoalan terkait dengan integritas," katanya.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Target 10 Ribu Personil di PBB
Redaktur : Tim Redaksi