jpnn.com, JAKARTA - Nusantics Biome Beauty menilai definisi cantik kerap kali distandarisasi dan membuat perempuan merasa tertekan dan insecure jika tidak bisa memenuhinya.
Brand Specialist Nusantics Biome Beauty, Elisa Frederica mengatakan munculnya standar kecantikan membuat perempuan butuh ekosistem yang suportif sehingga termotivasi untuk meningkatkan kualitas dan merawat diri untuk kecantikan luar dan dalam.
BACA JUGA: Srikandi Ganjar Sosialisasikan Pentingnya Kesehatan Reproduksi Bagi Perempuan
Perusahaan bioteknologi berbasis teknologi genomics itu pun meluncurkan kampanye #SupportHer.
Kampanye ini bertujuan untuk mewujudkan ekosistem yang suportif bagi perempuan agar dapat memberdayakan satu sama lain sekaligus mendukung ekosistem yang seimbang pada kulit.
BACA JUGA: Begini Cara Srikandi Ganjar Mengasah Kreativitas Perempuan Muda di Lampung Tengah
“Nusantics Biome Beauty percaya setiap perempuan cantik dengan caranya sendiri. Untuk itulah, kami menghadirkan kampanye #SupportHer," kata Elisa dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Senin (29/5).
Elisa mengatakan SupportHer merupakan bentuk dukungan kepada perempuan Indonesia dengan memberikan ruang yang aman untuk embracing their unique beauty.
Selain itu, sebagai pioneer microbiome friendly skincare di Indonesia.
"Kami juga ingin mengajak perempuan untuk lebih menyadari bahwa ada ekosistem yang hidup di dalam tubuh kita yakni microbiome yang memberikan manfaat untuk kesehatan sehingga perlu dijaga keseimbangannya. We aim to bringing balance to skin ecosystem, bringing hope to women ecosystem,” papar Elisa.
Dalam kampanye #SupportHer ini, Nusantics Biome Beauty menggandeng tiga perempuan inspiratif yang berbagi pengalamannya dalam mengatasi rasa insecure.
Ketiga perempuan itu adalah Atlet Skateboard, Nyimas Bunga Cinta yang tidak percaya diri dengan penampilannya dan menjadi satu-satunya perempuan berhijab di tempatnya berlatih.
Namun, tidak mematahkan semangat dirinya dan kini dia berhasil menjadi atlet skateboard yang telah berhasil meraih penghargaan internasional.
Selanjutnya, ada Irawati Puteri yang pernah merasa minder dengan keterbatasan finansial yang dimiliki keluarganya.
Hal tersebut tidak menjadi penghalang baginya untuk mewujudkan mimpi dan kini ia berhasil memperoleh beasiswa di dua jurusan di Stanford University yang merupakan universitas nomor dua terbaik di dunia.
Saat ini, ia bekerja sebagai Legal & Policy Manager di sebuah organisasi yang bermitra dengan pemerintah.
Terakhir, Penulis Buku dan Peneliti Ekonomi Lingkungan, Andhyta F Utami turut berbagi pengalaman bagaimana cara ia mengatasi rasa insecure.
“Dulu banyak yang bilang bibirku tebal, jerawatan dan memiliki terlalu banyak bulu tangan, hal ini tentunya membuatku merasa insecure. Namun, aku beruntung mendapat dukungan dari orang-orang di sekitar, aku pun belajar untuk menerima dan mulai mencintai diriku sendiri,” ujar Andhyta.
Selain mewujudkan ekosistem yang suportif untuk perempuan, melalui kampanye #SupportHer Nusantics Biome Beauty juga mengajak perempuan Indonesia untuk menciptakan ekosistem yang seimbang pada kulit dan memahami bahwa terdapat makhluk hidup tak kasat mata seperti bakteri dan jamur yang hidup di kulit (microbiome).(mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul