Nutella Buka Pop-up Cafe di Jakarta

Sabtu, 05 Desember 2020 – 13:08 WIB
Ilustrasi logo Pisang gulung. Foto: Antara

jpnn.com, JAKARTA - NUTELLA yang merupakan merek dagang dari pasta manis berbasis hazelnut ini dipastikan membuka 10 pop-up cafe dengan masa berlaku yang terbatas di sekitar Jakarta via aplikasi GoFood.

Bekerja sama dengan chef dan pencipta rasa lokal, Nutella menawarkan lima menu sarapan pagi yang tersedia dalam menu eksklusif hasil kolaborasi dengan chef Ray Janson yang telah aktif di kancah kuliner Jakarta selama 12 tahun.

BACA JUGA: Demi Menyelamatkan Bumi, Menteri Ini Minta Warganya Berhenti Makan Nutella

" Selama setahun terakhir, saya melihat semakin banyak orang semakin tertarik akan hidangan tradisional," kata Chef Ray dalam keterangan resmi, Sabtu.

" Karena itu saya ingin bekerja sama dengan Nutella untuk menciptakan menu fusion, gabungan antara hidangan lokal dan western yang sedang trending dan dibuat semakin lezat dengan spread hazelnut ini," ujar Chef Ray.

BACA JUGA: GoFood Kalahkah 46 Aplikasi Sejenis di 17 Negara  

Kerjasama dengan ahli di bidang hidangan lokal dan Barat berujung pada menu baru dengan ide dan pendekatan yang agak berbeda dari hidangan tradisional dan hidangan yang sedang digemari di dunia.

Salah satu contohnya adalah Croffle, hidangan yang hadir sebagai respons terhadap popularitas makanan hibrida seperti cronut.

BACA JUGA: Redmi K30 Pro Akan Hadir dengan Kamera Depan Pop-Up

Makanan lainnya yang bisa dipesan adalah pisang gulung, martabak mini, poffertjes dan french toast yang renyah.

Makanan-makanan ini bisa dipesan melalui GoFood sepanjang Desember 2020. Harganya berkisar dari Rp29.000- Rp39.000.

Selai hazelnut dan kakao ini diciptakan pada 1964 oleh Michele Ferrero berdasarkan resep untuk Giandujot yang diciptakan di tahun 1946 oleh ayahnya, Pietro Ferrero – penjual dan penemu Ferrero di area Piedmont di Italia.

Dikutip dari laman resmi, Pietro Ferrero membuat pasta manis dari hazelnut, gula dan sedikit kakao. Dia membentuknya jadi gulungan yang bisa dipotong dan disajikan pada roti.

Dia menamakannya Giandujot, diambil dari nama karakter karnaval setempat yang ternama kala itu.

Pasta ini kemudian diubah menjadi produk baru yang bisa mudah dioleskan ke roti. Jadilah SuperCrema, pendahulu Nutella.

Putranya melakukan berbagai eksperimen dalam memperbaiki resep sang ayah.

Dia juga membuat toples krim hazelnut dan kakao, lalu menamakannya Nutella.

Selai ini masuk ke negara Eropa lain pada era 1960-an, kemudian berekspansi ke Australia hingga kini hadir di sekitar 160 negara.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler