Obama: AS Gagal Lindungi Anak-Anak

Tragedi Penembakan Bikin Para Siswa Trauma Sekolah

Selasa, 18 Desember 2012 – 04:08 WIB
NEWTOWN - Suasana duka masih menyelimuti Kota Newtown, Fairfield County, Negara Bagian Connecticut, pasca-tragedi penembakan di Sekolah Dasar (SD) Sandy Hook pada Jumat lalu (14/12). Dua korban tewas akibat pembantaian oleh Adam Peter Lanza, 20, dimakamkan Senin (17/12).

Sebelumnya, pada Minggu malam (16/12) berlangsung acara doa bersama di Newton High School. Presiden AS Barack Obama pun hadir di kota kecil yang berpenduduk sekitar 27.500 orang itu. Di sekolah menengah atas (SMA) yang terletak tidak jauh dari SD Sandy Hook itulah, warga Newtown berkumpul untuk berdoa sekaligus memberikan penghormatan terakhir kepada para korban.

Dalam pidatonya, Obama kembali berjanji mencegah terulangnya insiden penembakan di sekolah. Dia juga akan mereformasi aturan soal senjata. "Tragedi seperti ini harus diakhiri," tegas pemimpin 51 tahun itu di hadapan kerabat 26 korban tewas serta keluarga besar SD Sandy Hook.

Jumat lalu, sebelum membantai 20 siswa dan enam guru serta staf sekolah, Lanza lebih dulu menembak mati ibunya, Nancy Lanza. Pada akhir aksinya, pemuda 20 tahun itu kemudian mengakhiri hidupnya.

Obama berharap insiden penembakan di SD Sandy Hook itu menjadi tragedi terakhir yang melibatkan senjata api. Oleh karena itu, dia mengaku akan segera meninjau ulang perundangan yang berlaku di Negeri Paman Sam terkait senjata api. Terutama, pasal penggunaan senjata berbahaya yang biasa digunakan militer. Lanza menggunakan senjata itu dalam aksinya.

Undang-undang yang melarang penggunaan senjata api berbahaya telah berakhir pada 2004. Namun, Connecticut termasuk salah satu negara bagian yang masih menerapkan larangan tersebut. Sejauh ini, pemerintah federal belum memperbaiki aturan soal senjata tersebut. Karena itulah, Obama akan segera membahas perundangan tersebut.

Obama menegaskan bahwa larangan pemakaian senjata perlu kembali diterapkan demi melindungi warga sipil dan anak-anak yang lemah dan tak berdaya. Dia pun mengakui bahwa selama ini AS telah gagal dalam melindungi anak-anak sehingga banyak yang menjadi korban senjata api.

"Apakah yang kita lakukan selama ini sudah cukup membuat anak-anak kita hidup bahagia dan berada dalam kedamaian?" kata Obama dengan nada tanya. "Jika mau jujur, jawabannya tidak. Kita belum berbuat cukup banyak dan kita harus segera berubah," lanjut bapak dua putri itu menyambung kalimatnya sendiri.

Dalam pidatonya itu, secara implisit dia menyindir para pendukung hak-hak kepemilikan senjata yang menganggap pengetatan aturan tidak akan membawa hasil. Sebelum naik ke podium dalam acara malam doa lintas agama itu, Obama menemui Robbie Parker, ayah Emilie, salah seorang korban.

Dia memeluk Parker yang masih terlihat berduka. Sejenak, suami Michelle Obama itu menanggalkan atribut sebagai presiden. Selama beberapa menit, dia berbicara dari hati ke hati dengan Parker sebagai sesama ayah.

Obama juga bertemu saudara kandung dan teman-teman Emilie yang berkumpul di Newtown High School. Presiden kelahiran Hawaii itu berusaha menghibur anak-anak yang usianya masih belia tersebut. Saat berbincang, dia sesekali bercanda dengan anak-anak itu. Setelah itu, Obama berfoto bersama anak-anak tersebut.

Kemarin warga Newtown bersiap memakamkan Noah Pozner dan Jack Pinto, dua di antara 20 siswa yang tewas. Ratusan orang mengiringi jenazah dua bocah berusia enam tahun itu ke peristirahatan terakhir. Pozner dimakamkan di B’Nai Israel Cemetery dan Pinto dikebumikan di Newtown Village Cemetery.

Sementara itu, tragedi Connecticut meninggalkan trauma mendalam. Tidak hanya bagi warga Newtown, tetapi juga publik di AS. Termasuk, warga Kota Parkland di Broward County, Negara Bagian Florida. Kemarin aktivitas belajar mengajar di Westglades Middle School terganggu. Sebab, sebagian besar siswa cemas dengan keamanan sekolah.

"Ini akan menjadi hari yang berat. Bagi kami para guru, ini seperti tragedi 9/11," ujar Richard Cantlupe, guru mata pelajaran sejarah di Westglades. Bersama para orang tua murid, para guru di sekolah menengah pertama itu berusaha keras untuk membesarkan hati anak-anak didik. Salah satu caranya adalah meningkatkan pengamanan di sekolah.

"Di hadapan anak-anak, Anda harus terlihat baik-baik saja. Seperti tidak ada hal buruk yang terjadi. Tetapi, sejujurnya semua ini sangat menakutkan," ungkap Jessica Kornfeld, ibu sepasang anak kembar berusia 10 tahun. Para orang tua murid mengaku terpaksa harus berpura-pura di hadapan anak-anak agar mereka tetap mau bersekolah.    

Komisioner Pendidikan Connecticut Stefan Pryor telah melayangkan surat edaran ke seluruh sekolah di negara bagian itu berisi panduan bagi guru untuk menghilangkan trauma siswa pasca-tragedi SD Sandy Hook. "Saya yakin, sebagian besar guru ingin membicarakan tragedi itu dengan siswa mereka. Tapi, mereka mungkin tidak tahu caranya. Maka, kami berikan panduan," paparnya.(AP/AFP/dailymail/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Replika Bahtera Nuh Bisa Tampung 3 Ribu

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler