Obama Nilai Penjara Lukai Citra AS

Kamis, 02 Mei 2013 – 10:25 WIB
WASHINGTON DC – Kamp tahanan Guantanamo di Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), Teluk Guantanamo, Kuba, harus ditutup. Itulah seruan Presiden Barack dalam jumpa pers di Gedung Putih, Rabu (1/4). Penjara para teroris tersebut dinilai tidak menguntungkan citra AS di mata internasional dan membebani keuangan negara.

Pernyataan keras Obama itu muncul di tengah aksi mogok makan para penghuni penjara. Dengan mengecam salah satu penjara paling mengerikan di dunia itu, presiden 49 tahun tersebut menjuluki Guantanamo sebagai ’’tanah buangan yang dilegalkan’’. Menurut dia, saat ini militer berupaya menjaga agar tahanan yang melakukan aksi mogok makan tetap hidup.

Obama juga mendesak Kongres untuk tidak lagi menghalangi penutupan penjara yang kerap disebut sebagai Gitmo itu. ’’Saya yakin, kita harus menutup Guantanamo. Penting bagi kita memahami bahwa (penjara) Guantanamo tidak diperlukan lagi untuk menjaga keamanan AS,’’ serunya di depan para jurnalis.

Suami Michelle Obama tersebut bahkan menyatakan bahwa Guantanamo adalah alat rekrutmen ekstremis baru. Lagi pula, operasional penjara itu sangat mahal, tidak efisien, dan melukai citra AS di dunia internasional. Secara tegas, Obama mengatakan bahwa penjara tersebut mengganggu kerja sama dengan negara sekutu dalam upaya kontra terorisme.

’’Jadi, (Guantanamo) ini harus ditutup,’’ tuturnya. Pernyataan itu merupakan seruan paling keras dari presiden AS dalam beberapa bulan terakhir. Statement tersebut juga mencerminkan perasaan frustrasi orang nomor satu di AS terhadap sikap Kongres yang dianggapnya selalu menjegal upaya penutupan Gitmo selama periode pertama pemerintahannya.

Aksi mogok makan di kalangan penghuni penjara disebabkan protes dasar penahanan yang tidak jelas. Sebagian besar bahkan tidak melalui proses hukum atau pengadilan. Proses tersebut lantas kembali menjadikan Guantanamo sebagai headline dan menempatkan Obama pada posisi sulit. ’’Saya tidak kaget kalau ada masalah di Guantanamo,’’ ucap presiden yang pernah menghabiskan masa kecilnya di Indonesia itu.

Sebanyak 100 di antara 166 tahanan yang menghuni penjara di pangkalan udara AS di pedalaman tenggara Kuba tersebut mogok makan. Berdasar data Pentagon, 21 tahanan kritis dan harus diberi makan melalui slang yang dialirkan lewat hidung. Militer AS telah mengirim tambahan staf medis untuk mengatasi aksi mogok makan yang telah memasuki pekan ke-12 itu.

Awal bulan ini, sejumlah sipir penjara terlibat bentrok dengan tahanan setelah mereka memindahkan beberapa penghuni dari blok umum. Mereka dipindahkan ke sel isolasi karena ketahuan menutupi kamera pemantau.

Obama sejak lama berpendapat untuk mengadili para militan tersebut pada pengadilan sipil. Ketika tidak terbukti bersalah, mereka harus dikembalikan ke negara asalnya.

Sebagai calon presiden pada 2008, Obama berjanji menutup penjara itu dan kembali mengumumkan rencananya tersebut segera setelah terpilih pada 2009. Namun, mayoritas anggota parlemen, khususnya dari Partai Republik, ngotot mempertahankan penjara tersebut. Alasannya, sangat berbahaya memenjarakan orang-orang yang dianggap ekstrem itu di wilayah AS. Mereka juga berpendapat bahwa para tersangka harus diadili di bawah pengadilan militer. (cak/c8/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga AS Koleksi 300 Galon Urine

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler