Perempuan di Australia kini bisa mengakses obat aborsi - Mifepristone hanya melalui telepon saja, tanpa perlu datang langsung atau bertatap muka dengan dokter atau psikolog.Yayasan Tabbot meluncurkan layanan telepon yang memungkinkan perempuan menerima penilaian medis melalui telepon dan mendapat izin untuk menggunakan pil aborsi mifepristone atau RU486 yang akan dikirimkan langsung ke alamatnya dengan biaya sekitar $250. Obat aborsi mandiri ini disetujui penggunaanya di Australia, tapi perempuan harus mendapatkan izin dari dokter untuk bisa mengaksesnya. Dr Deborah Bateson, dari Keluarga Berencana New South Wales, mengatakan obat aborsi ini tidak selalu mudah didapatkan. "Masih cukup sulit bagi wanita untuk mendapatkan obat ini dan kita tahu perempuan di pedesaan masih harus pergi jauh kadang ke tengah kota untuk mendapatkannya jadi masih cukup sulit ," katanya. "Jadi menurut saya layanan yang diberikan Yayasan Tabbot ini merupakan cara untuk memperbaiki pilihan bagi perempuan untuk melanjutkan kehamilannya atau tidak dan juga cara yang lain untuk mengantarkan obat aborsi ini," Michael Moore dari Asosiasi Kesehatan Publik Australia menilai obat aborsi ini seharusnya diatur dengan cara yang sama dengan prosedur terkait kesehatan yang lain. Dia mengatakan layanan telepon merupakan gagasan yang masuk akal. "Seharusnya tidak ada hambatan tambahan lain atau pesyaratan kondisi lain, dan tentu saja obat aborsi ini tidak harus menjadi bagian dari hukum pidana," katanya. "Karena itu, ketika Anda melihat situasi seperti ini, Anda mengatakan" baik, di mana lagi itu digunakan? "Telemedicine sekarang menjadi jauh lebih umum dan sehingga harus tersedia untuk wanita." "Layanan telemedicine seperti ini memberikan kesempatan luar biasa bagi perempuan yang dinyatakan akan memiliki serangkaian hambatan di depan mereka." Dokter kandungan dan mantan Ketua Perhimpunan Medis Australia, Dr Andrew Pesce mengatakan aborsi medis sebagian besar aman, tetapi ia mengatakan layanan kesehatan jarak jauh ini membutuhkan tindak lanjut perawatan yang teliti. "Sekitar 10 sampai 20 persen wanita yang melakukan aborsi medis menggunakan mifepristone tidak akan benar-benar mengalami keguguran dan memerlukan prosedur pembedahan berikutnya," kata Dr Pesce. "Hal terakhir yang saya hendak utarakan adalah wanita yang mengkonsumsi pil aborsi ini sering kali merasa kesakitan dan pendaraan yang akhirnya harus dilarikan ke unit gawat darurat rumah sakit yang pada Sabtu malam sering kali perlu beberapa jam untuuk bisa melewati lalu lintas yang sibuk yang tidak menjadi bagian dari sistem terpadu dalam perawatan kesehatan," Aturan hukum yang mengatur akses terhadap aborsi melalui obat dan operasi sangat kompleks dan bervariasi dari satu negara bagian dan teritori lainnya. Layanan ini tidak tersedia di Australia Selatan, ACT dan Northern Territory dimana perempuan harus melakukan aborsi di rumah sakit. Jenny Ejlak dari PIlihan Reproduksi Australia meyakini tidak ada banyak pilihan bagi wanita dan karena itu reformasi UU amat diperlukan. "UU di seluruh Australia terkait aborsi cukup ketat," katanya. "Hanya ada 3 jurisdiksi yang membolehkan wanita memilih untuk meneruskan kehamilannya atau melakukan aborsi," "Dua negara bagian menyandarkan kasus aborsi pada UU Kriminalitas yang berasal dari pertengahan tahun 1800-an dan 3 negara bagian lainnya mencampurkan masalah aborsi dengan hal-hal seperti kriminalitas, pembenaran hukum dan berbagai kondisi lain yang dipersyaratkan dan harus dipenuhi," katanya.
BACA JUGA: Produk Cepat Saji, Alkohol dan Judi Dilarang Beriklan di Bus ACTION Canberra
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiba di Melbourne, Justin Bieber Ajarkan Cara Berfoto dengan Dirinya