Obat COVID-19 dari Amerika Ini Menjanjikan, Bahkan China pun Mengakuinya

Sabtu, 12 Februari 2022 – 23:54 WIB
Arsip foto - Paxlovid, pil penyakit coronavirus (COVID-19) buatan Pfizer, terlihat diproduksi di Ascoli, Italia, dalam foto selebaran tak bertanggal yang diperoleh Reuters pada 16 November 2021. ANTARA/Pfizer/Handout via REUTERS/pri

jpnn.com, BEIJING - Badan pengawas obat China mengatakan pada Sabtu (12/2) bahwa pihaknya sudah memberikan persetujuan bersyarat bagi penggunaan Paxlovid, yakni obat buatan Pfizer untuk menyembuhkan pasien COVID-19.

Paxlovid dengan demikian menjadi obat COVID-19 pertama yang disetujui di China untuk mengobati penyakit tersebut.

BACA JUGA: Heboh Kereta Cepat Pakai TKA China, Menaker Diminta Beri Penjelasan

Pengakuan China bukan hal sembarangan. Pasalnya negara, itu merupakan rumah bagi sejumlah produsen obat dan vaksin COVID-19 kompetitor Pfizer.

Belum lagi memperhitungkan perusahaan farmasi tersebut berasal dari Amerika Serikat yang telah terlibat perang dagang dengan China sejak beberapa tahun lalu.

BACA JUGA: Negara Lain Longgarkan Pembatasan, China Kembali Lockdown Salah Satu Kotanya

Badan Produk Medis Nasional mengatakan Paxlovid sudah mengantongi persetujuan bersyarat untuk mengobati orang dewasa yang terinfeksi COVID-19 ringan-sedang serta yang berisiko tinggi mengalami perkembangan kondisi yang parah.

Studi lebih lanjut terkait obat itu perlu dilakukan dan diajukan kepada otoritas, kata lembaga tersebut.

BACA JUGA: Uang Digital China Makin Populer, Puluhan Juta Orang Sudah Unduh Aplikasinya

Belum jelas apakah China sudah melakukan pembicaraan dengan Pfizer untuk pembelian pil tersebut. Pfizer belum menjawab permintaan Reuters untuk memberi tanggapan.

Persetujuan itu merupakan dorongan bagi Pfizer, yang mengharapkan pemasukan 22 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 315,5 triliun dalam penjualan 2022 dari pengobatan itu.

Petinggi Pfizer mengatakan perusahaan itu sedang menjalankan pembicaraan intens dengan lebih 100 negara terkait pengadaan Paxlovid, dan sudah memiliki kapasitas untuk menyediakan sebanyak 120 juta paket dosis jika diperlukan.

Sementara sejumlah vaksin sudah tersedia di seluruh dunia untuk membantu mencegah infeksi dan penyakit serius, termasuk yang diproduksi Pfizer, pengobatan bagi orang-orang terinfeksi COVID-19 masih terbatas.

Pfizer pada Desember tahun lalu mengatakan hasil uji coba akhir menunjukkan bahwa, pada orang yang sakit COVID-19 parah, pengobatannya bisa 89 persen mengurangi kemungkinan pasien dirawat inap atau meninggal jika obat diberikan dalam tiga hari setelah gejala timbul. 

Dan jika diberikan dalam lima hari setelah gejala muncul, kemungkinan pasien tersebut untuk dirawat di rumah sakit atau meninggal bisa berkurang 88 persen.   

Amerika Serikat membayar sekitar 530 dolar AS (sekitar Rp 7,6 juta) untuk setiap paket dosis Paxlovid dan sekitar 700 dolar (sekitar Rp10 juta) untuk setiap setiap paket pil COVID-19 molnupiravir, yang dikembangkan Merck & Co.

China belum menyetujui vaksin apa pun yang dikembangkan produsen asing tetapi telah mengizinkan penggunaan beberapa vaksin yang dikembangkan di dalam negeri. (ant/dil/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!

 

Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler