jpnn.com, BEIJING - Obat anti-COVID-19 diperkirakan mulai dipasarkan di dalam negeri China pada Desember 2021.
Tim riset Henan Normal University kepada pers setempat, Rabu, menyatakan bahwa obat anti-COVID yang dikembangkannya itu sudah bisa dipasarkan di China secepatnya pada bulan depan.
BACA JUGA: Obat ini Diklaim Menurunkan Risiko Kematian Akibat COVID-19, Faktanya Begini
Obat yang diberi nama Azvudine tersebut saat ini sedang memasuki uji klinis tahap ketiga di Rumah Sakit Kelas I Zhengzhou University, Kota Zhengzhou, Henan.
Uji klinis tahap ketiga obat itu juga sedang dilakukan di Brazil dan Rusia.
BACA JUGA: Bukan Vaksin, Obat Ini Diklaim Bisa Bikin Kebal COVID-19 selama 8 Bulan
Azvudine merupakan obat anti-HIV yang dikategorikan sebagai antiretroviral (reverse transcriptase inhibitor).
Terkait dengan virus corona baru, obat tersebut menunjukkan reaksi antivirus yang efektif, tulis laman berita The Paper.
BACA JUGA: WHO Bakal Uji Coba Calon Obat COVID-19 di 52 Negara
Pil Azvudine anti-HIV yang dikembangkan oleh para peneliti di Henan Normal University itu telah mengantongi izin edar di pasar domestik pada Juli lalu.
Sejauh ini China telah mengambil tiga metode pengembangan obat anti-COVID-19, yakni mencegah virus masuk melalui sel tubuh manusia, menghambat replikasi virus, dan menyesuaikan sistem kekebalan tubuh manusia.
Ketiga metode itu masing-masing memiliki keunggulan strategis dalam mengatasi COVID-19, demikian Global Times.
VV116, kandidat obat anti-COVID-19 yang dikembangkan Shanghai Institute of Materia Medica dan Wuhan Institute of Virology, sedang memasuki tahap evaluasi klinis.
Kombinasi antibodi monoklonal yang dikembangkan Tsinghua University, Rumah Sakit Kelas III Shenzhen, Brii Biosciences (perusahaan China-AS), juga diperkirakan mendapatkan izin edar pada bulan depan.
Obat terapi tersebut kemungkinan juga akan menjadi obat pertama yang mendapatkan izin edar darurat di negara maju, seperti AS. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil