jpnn.com, MANILA - Negeri ini cinta sepak bola, tetapi sayang minim prestasi terutama di level senior. Gelar tak kunjung tiba, beruntung ada harapan skuad muda di SEA Games 2019.
Siapa aktornya? Dialah Indra Sjafri, yang berhasil mempersembahkan gelar juara dimulai dari era AFF 2013, lanjut ke era AFF U-19 di 2017 dan 2018 Indra hanya bisa meraih peringkat ketiga.
BACA JUGA: Perolehan Medali SEA Games 2019: Setelah 4 Hari, Indonesia pun Melorot
Namun, di era AFF U-22 pada Februari 2019 lalu, Indra Sjafri berhasil mempersembahkan gelar juara. Keberhasilan ini diyakini, bakal menular ke Timnas Indonesia U-23 di SEA Games kali ini. Sebab, saat skuad polesan Indra Sjafri sudah masuk final, tak ada catatan kalah.
Memang, sepak bola bukanlah matematika atau ilmu pasti. Namun, mitos, rekor, dan catatan karier, bisa menjadi penguat prediksi. Tak jarang, prediksi itu benar adanya.
BACA JUGA: Nazar yang Unik dari Dokter Timnas jika Meraih Emas SEA Games 2019
Sebut saja, mitos kutukan juara Piala Dunia bakal gugur di fase grup pada Piala Dunia berikutnya. Ini yang dialami oleh Italia pada 2010, setelah juara pada 2006, kemudian Spanyol yang gugur di fase grup pada 2014, setelah juara di 2010. dan terakhir, gagalnya Jerman di 2018, setelah juara di 2014.
Di SEA Games, Vietnam yang akan menjadi lawan Indonesia di final SEA Games 2019, Selasa (10/12) malam, selalu gagal di partai puncak. Sejak era SEA Games modern, Vietnam sudah lima kali lolos final, tetapi selalu gagal.
BACA JUGA: Iwan Fals Prediksi Timnas Indonesia Juara SEA Games 2019
Sebaliknya, Indra Sjafri memiliki catatan prestisius, saat timnya lolos ke final, dia selalu mampu membawa timnya juara. Berdasarkan mitos tapi fakta itulah, diyakini Timnas Indonesia U-23 bakal meraih emas SEA Games.
Biarlah perolehan medali SEA Games 2019 kalah, asal sepak bola emas. Ungkapan itu sangat berarti di tengah masyarakt. Memang kenyataan. Sepak bola tetap dianggap olahraga terpopuler, paling bergengsi. Di multi even seperti SEA Games kepingan emas yang dikumpulkan, ibarat hanya sebagai pemutus kewajiban kepada pemerintah. Kuantitas ialah target yang berusaha dipenuhi oleh pihak cabor kepada pemerintah yang sudah menggelontorkan dana miliaran rupiah.
Berbeda dengan sepak bola. Sepuluh keping emas di cabor-cabor tak populer, nilai kepuasannya jauh di bawah sekeping emas sepak bola.
Keberhasilan menjuarai klasemen medali SEA Games belum lengkap tanpa capaian emas di sepak bola. Karena sepak bola, memang olahraga favorit di Asia Tenggara, kecuali di Filipina yang memang mengidolakan permainan bola basket.
Akhirulkalam, biarlah peringkat perolehan medali Indonesia tak bisa memenuhi target runner-up di SEA Games 2019 ini, tetapi kesedihannya akan terhapuskan dengan keberhasilan meraih emas sepak bola.
Harapannya, dengan catatan positif Indra Sjafri di final turnamen yang diikutinya, plus catatan buruk Vietnam di partai final SEA Games, obat kekecewaan karena klasemen perolehan emas jauh dari harapan bisa didapatkan Indonesia. Obat itu bernama Emas Sepak Bola SEA Games 2019. (*)
Penulis merupakan pemerhati olah raga dan reporter JPNN
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad