Obat Jamkesmas yang tak ada itu berupa ausidex bahkan obat generik Jamkesmas lainnya. Kejadian ini dialami Seny Manikari, Rabu (14/11) lalu saat pasien gula darah dan batu ginjal ini sedang berobat rawat jalan d RSU Kupang hendak pergi membeli obat yang diberikan oleh dokter.
"Obat ini sudah beberapa kali saya datang untuk mengambilnya tapi tidak ada. Bukan obat uasidex saja yang tidak ada, tapi obat lain khusus Jamkesmas rata-rata persediaannya sudah habis di RSU Kupang," jelas Sany kepada Timor Express (Grup JPNN), Minggu (18/11) usai dari apotek Jamkesmas.
Dijelaskan, setiap kali pemeriksaan rawat jalan, obat yang harus dibelinya khusus ausidex sebanyak 20 biji ditambah dengan obat lain. Namun rata-rata obat yang dibutuhkannya selama ini tidak ada.
"Memang obat yang saya minum ini tidak ada perubahan signifikan pada penyakit yang sedang diderita, namun saya tetap percaya kepada RSU Kupang. Tapi yang menjadi problem adalah persediaan obat Jamkesmas tak ada di RSU Kupang," cerita Sany.
Sementara itu, anggota DPR RI, Anita Gah menanggapi apa yang dialami pasien Sany mengatakan, persediaan obat Jamkesmas tidak boleh habis. Kejadian di RSU Kupang menunjukkan bahwa manajemen yang berjalan selama ini di RSU Kupang tidak bagus alias bobrok. Pasalnya, RSU Kupang mendapat suplai anggaran untuk Jamkesmas per tahunnya Rp 24 miliar, di mana per bulannya Rp 2 miliar.
Kalau obat Jamkesmas habis, artinya penggunaan anggaran untuk Jamkesmas di RSU Kupang patut dipertanyakan, dikemanakan uang tersebut. Untuk itu tegasnya, kejadian tersebut akan disampaikan kepada Binfar Pusat, bahkan Menteri Kesehatan. (ayr/ays)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rp1 Miliar Terkumpul Untuk Palestina
Redaktur : Tim Redaksi