Obat Luka Penderita Diabetes Ditemukan

Jumat, 09 Maret 2012 – 12:08 WIB

MEDAN-Sebuah penemuan obat tropical kulit yang mampu melakukan penyembuhan terhadap luka dengan begitu cepat dan tidak meninggalkan bekas mendapat apresiasi luar biasa dari Tim Peneliti USU (Universitas Sumatera Utara).Obat yang merupakan temuan seorang putra Indonesia SatyaDharshan ini bahkan bakal menjadi harapan baru bagi penderita Diabetes, karena dari uji klinis yang telah dilakukan mampu mengatasi luka pada penderita diabetes kronis.

Sebelum dilakukan uji klinis di USU, penemuan obat yang diproses secara unik dengan menggunakan olive oil dan Palm Kernel Oil sebagai bahan baku dasar obat telah diteliti selama 8 tahun secara konsisten oleh Satya Dharshan dan Prof DR Sjukri Karim. Penemuan obat yang telah dipatenkan ini telah pula dilakukan sejumlah pengujian pra-klinis di Inggris, Malaysia dan di FK UI serta Departemen Mikrobiologi ITB.

Ketua Tim Peneliti USU Dr Lia Kusumawati M Biomed SpMK(K) yang juga Ketua Departemen Mikrobiologi USU menyebutkan pihaknya telah melakukan uji klinis pada fase kedua. Dari dua fase uji klinis yang dilakukan kepada manusia yang sehat dan terhadap 200 pasien penderita luka atau pengidap jamur. Hasilnya, bahwa penemuan obat ini merupakan sesuatu yang luar biasa yang bisa menjadi harapan baru, khususnya bagi penderita diabetes mellitus.

"Dari uji klinis yang kita lakukan dengan melibatkan rekan-rekan dari kedisiplininan spesialis lainnya di FK USU, saya bisa menyebut ini adalah penemuan luar biasa. Tim yang melakukan penelitian belum pernah menemuka obat yang mampu dengan begitu cepat menyembuhkan luka," kata Dr Lia Kusumawati.

Menurutnya, dari penelitian yang dilakukan obat ini memiliki keampuhan karena cara kerjanya yang bukan saja mematikan kuman, tetapi sekaligus pula memperbaiki jaringan. Inilah yang membuat luka pasien cepat disembuhkan dan relatif tidak meninggalkan bekas.

Dr Lia menambahkan kalau obat ini menjadi sangat luar biasa karena melalui sejumlah uji klinis terhadap pasien penderita  luka pengidap diabetes, ternyata lukanya dapat disembuhkan. Hal ini dapat menjadi harapan baru bagi dunia kedokteran untuk bisa digunakan membantu penderita diabetes.

"Sebab sangat sering dijumpai luka yang tidak bisa disembuhkan dalam kasus luka penderita diabetes. Dengan obat ini harapan bagi penderita diabetes untuk menyembuhkan lukanya sangat besar," kata Dr Lia.

Satya Dharsan menyimpulkan kalau setiap orang atau rumah tangga berusaha menyimpan sebotol cairan yg berguna untuk menyembuhkan luka yang dapat terjadi sehari hari."Diharapkan, penemuannya akan menjadi salah satu obat yang menjadi bagian ke seharian konsumen yang sangat berguna bagi penyembuhan luka," jelas Satya Dharsan sebagai CEO dari Onasen UK Limited sekaligus  penemu dari produk peraloxe ini sebelumnya telah melakukan penelitian di beberapa universitas dan laboratorium manca negara.

Dijelaskannya, penemuan ini berawal dari usahanya bersama Prof.Dr  Sjukri Karim untuk menyembuhkan luka diabetic yg di alami seseorang yg kemudian meninggal karena insepksi bakteri stafilococous arieus ke dalam darah. Usaha yang terus menerus di lakukan dengan pemberian terapi ozone tidak membawa hasil yang di harapkan sehingga berakibat fatal.

"Dengan demikian dapat dikatakan, penemuan baru ini merupakan terobosan dalam wound management Onasen UK Limited (UK) sendiri telah menerima konfirmasi atas Intelectual property yg telah di berikan oleh IPO (Intelectual Property Agency ) (UK). Dengan demikian semua penemuan telah dipatenkan  pada kantor tersebut," jelasnya.

Lanjutnya, Peraloxe adalah obat yang diproses secara unik dengan menggunakan olive oil dan palm kernel oil sebagai bahan baku dasar pembuatan. Penelitian untuk produk ini telah dilakukan selama 8 tahun dan saat ini PT Onasen Indonesia yang merupakan anak perusahaan Onasen UK Limited telah sampai pada tahap 3 penelitian klinis yang di lakukan oleh Universitas Sumatera Utara (Medan). Penelitian lebih  lanjut sedang  di lakukan oleh USU yang akan bekerja sama dengan Veeda, sebuah CRO (Clinical Research Organization) yang telah memiliki akreditasi dari FDA (USA), MHRA (UK) dan beberapa badan dunia lainnya.(adl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Uniknya Trend Fesyen Batik Tabrak Warna


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler